Sebanyak 20 pelajar dari berbagai SMP dan SMA se-Kabupaten Rembang menunjukkan bakat mereka dalam perlombaan Stand Up Comedy yang diadakan di Pendopo Museum Kartini pada Senin, 15 Juli. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan hari jadi Kabupaten Rembang yang ke-283.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinbudpar) Kabupaten Rembang, Mutaqin, menjelaskan bahwa perlombaan ini tidak hanya untuk memeriahkan hari jadi, tetapi juga bertujuan menggali potensi pelajar dalam dunia hiburan. Ia berharap bakat yang dimiliki siswa bisa berkembang menjadi profesi di masa depan.
“Harapan ke depan para pelajar ini betul-betul bisa meningkat menjadi profesi,” ujarnya.
Mutaqin juga menyebutkan bahwa jumlah peserta dibatasi hanya 20 orang agar perlombaan dapat berlangsung optimal dan peserta bisa fokus pada materi yang telah disiapkan.
“Dengan adanya event seperti ini bisa meningkatkan daya tarik dan kunjungan wisata yang ada di Kabupaten Rembang,” imbuhnya.
Wakil Bupati Rembang, Mohammad Hanies Cholil Barro’, menyatakan bahwa acara ini berbeda dari stand up comedy yang biasanya diadakan di kafe atau restoran. Kali ini, event tersebut berlangsung di Pendopo Museum Kartini, yang dinilai efektif untuk mempromosikan serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Rembang.
Ia sangat mengapresiasi terselenggaranya acara ini sebagai platform bagi pelajar untuk menampilkan bakat mereka.
“Stand up comedy ini bukan hal yang mudah, para peserta harus nulis (materi) dulu sebelum dia tampil. Jadi ada banyak sekali proses kreativitas yang harus dilewati sebelum melucu di depan. Padahal kalau kita lihat sederhana, tapi sebenarnya tidak gampang,” ujarnya.
Hanies menilai bahwa perkembangan stand up comedy di Indonesia sudah sangat baik, dengan banyak comedian sukses yang telah menggelar road show di berbagai daerah. Ia berharap acara seperti ini dapat dilaksanakan dengan skala yang lebih besar di masa depan.
“Kita dukung bersama kegiatan ini, kita apresiasi dan semoga di waktu mendatang kita bisa menggelar lebih besar lagi. Kalau berbicara tentang pariwisata, mungkin bisa kita adakan di Karang Jahe,” pungkasnya.
Salah satu peserta dari MTs Al Anwar, Galih Bayu Saputra, mengungkapkan bahwa ia dibantu teman-temannya di pondok pesantren dalam menyusun materi yang akan dibawakannya. Ia mengakui bahwa menulis materi sendiri terasa cukup sulit karena ini adalah pengalaman pertamanya dalam perlombaan stand up comedy.
“Nulis bareng sama teman-teman (di pondok pesantren), dilihatin mana yang bagus. Kalau sendirian mungkin susah, tapi alhamdulillah ada teman-teman yang bisa bantu saya,” ujarnya. (re/rd/kominfo)