Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI) Rembang resmi berdiri di kabupaten Rembang. Peresmian dihadiri Dirjen Kelembagaan Ilmu Pengetahuan Dan Tekhnologi Pendidikan Tinggi, Patdono Suwignjo, Komisaris Utama PT. Semen Indonesia, Letjen Purn. Sutiyoso, Direktur PT. Semen Indonesia, Agung Yunanto di halaman Kantor Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja Jalan Pemuda Rembang, Kamis (04/5/2017).
Agung Yunanto pada kesempatan itu menyampaikan Akademi Komunitas yang akan memakai salah satu gedung di Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja Rembang akan membuka 3 jurusan, meliputi tekhnik operasi mesin dan peralatan industri, tekhnik perawatan mesin dan peralatan industri serta otomasi perkantoran. Nantinya mahasiswa bisa belajar langsung di pabrik semen Rembang.
“AKSI sudah menjalin kemitraan dengan 15 anak perusahaan PT. Semen Indonesia. Dengan demikian peluang kerja sangat terbuka,”tuturnya.
Ia juga mengungkapkan AKSI di Gresik Jawa Timur sangat direspon positif di dunia kerja. Sebelum mahasiswa lulus, sudah dipesan oleh sejumlah perusahaan.
Sementara itu, Komisaris Utama PT. Semen Indonesia, Letjen Purn. Sutiyoso menganggap keberadaan AKSI dapat memajukan kualitas pendidikan di Kabupaten Rembang. Yang perlu diwaspadai niat baik terkadang tak lepas dari gangguan pihak – pihak tertentu.
“Contohnya penolakan pabrik semen yang mengatasnamakan masyarakat sekitar pabrik. Padahal warga yang menolak pabrik semen sangat sedikit, justru mayoritas masyarakat memohon agar pabrik semen lekas dioperasikan. Maka setiap muncul hambatan, dapat diatasi bersama – sama, antara investor dan pemerintah.”
Sedangkan Bupati Rembang memastikan keberadaan Akademi Komunitas Negeri (AKN) dan Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI) tidak akan saling bersaing dalam hal penerimaan calon mahasiswa baru. Antara AKN yang berkampus di utara alun-alun Rembang dengan AKSI sudah sepakat bahwa keduanya kelak saling melengkapi, melalui persaingan secara sehat.
Ketua AKSI Rembang dipercayakan kepada Sugi Haryadi, seorang dosen warga desa Jukung Kec. Bulu yang sempat bekerja di STAIN Kudus. Ia menargetkan masing- masing jurusan akan diisi 30 orang mahasiswa.