Masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan membawa kabar baik bagi petani tembakau di Rembang. PT. Sadana Arifnusa, pabrik pengolahan tembakau di Rembang, kini tidak hanya menyerap satu jenis varietas tembakau.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Agus Iwan, menjelaskan bahwa kebijakan PT. Sadana Arifnusa selama ini mengutamakan varietas nori dalam kemitraan mereka. Namun, karena kondisi cuaca, pabrik tersebut juga menerima varietas srumpung.
“Srumpung sebenarnya tidak direncanakan oleh PT. Sadana, tetapi karena kondisi alam yang tengah bertransisi, varietas ini masih bisa diterima oleh PT. Sadana,” ujar Agus, Rabu (11/6).
Menurut Agus, kebijakan PT. Sadana tersebut memberikan angin segar bagi petani yang menanam tembakau varietas srumpung, sehingga mereka tidak perlu khawatir mencari pasar untuk hasil panen mereka.
“Ini menjadi kebijakan yang sangat menenangkan bagi petani kita,” katanya.
Agus juga mengungkapkan, penanaman tembakau varietas nori memiliki tingkat kesulitan tinggi, terutama dalam tahap pembenihan. Sebaliknya, varietas srumpung, atau yang dikenal sebagai mbako kalikoro, lebih mudah dalam perawatan dan memiliki produktivitas yang cukup tinggi.
“Banyak yang gagal menanam varietas nori. Daripada lahannya tidak tertanami, petani memilih menanam srumpung. Alhamdulillah, tahun ini varietas ini masih diterima oleh PT. Sadana,” jelasnya.
Agus menambahkan, luas lahan tembakau di Rembang tahun ini mencapai 7.200 hektare dengan hasil panen sekitar 10-11 ribu ton. Petani menghadapi dua kendala utama, yaitu ketersediaan air dan hama ulat.
“Ketersediaan air dan hama penyakit memang menjadi keluhan petani, tetapi sejauh ini masih terkendali berdasarkan pantauan kami di lapangan,” tandas Agus. (re/rd/kominfo)