Bupati Rembang H. Abdul Hafidz meninjau kilang gas berskala kecil atau CNG Plant di desa Jatihadi Kecamatan Sumber, Selasa (12/5/2020). Didampingi Direktur PT.Rembang Migas Energi, Zaenul Arifin dan Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinn, Arief Dwi Sulistya, Bupati berkeliling di lokasi sembari mendengarkan penjelasan pihak pengelola di sana.
Usai meninjau Bupati menuturkan bahwa CNG Plant dalam operasinya tengah mengalami kesulitan pemasaran, faktor utamanya karena pandemi covid-19. Besaran gas yang dimanfaatkan baru 1 MMSCFD atau 1/3 dari kapasitas yang dikeluarkan.
Sementara saat ditanya target Pendapatan Daerah dari sektor gas tahun 2020 antara Rp.1 sampai Rp.1,2 milyar dan maksimal Rp 2 milyar.
“Ini baru mulai. Jadi, kami hitung masih di bawah Rp. 2 milyar lah. Tahun ini Rp. 2 milyar. Insya Allah tahun yang akan datang kalau full 1 tahun, bisa Rp. 4 milyar ke pendapatan daerah. Kalau ini, belum ada kepastian ya kami targetkan kurang lebih 1 sampai 1,5 milyar. Maksimal Rp. 2 milyar. Itupun, kalaupun di pertengahan tahun ini, sudah masuk semua,” imbuhnya.
Bupati menghimbau kepada masyarakat untuk mendukung pemerintah dalam pengembangan kilang gas tersebut. Pasalnya gas merupakan industri strategis yang dibutuhkan oleh semua pihak dan menjadi kebutuhan nasional.
Kepala stasiun pengisian CNG, Wakhid Abdul Hakim menambahkan adanya pandemi Covid-19 berpengaruh pada order dari customer yang berkurang drastis. Padahal sebelumnya wabah corona pemakaian sempat mencapai 3 MMSCFD.
“Kemarin kita pernah trial 3MMSCFD pak, saat ini pemakaian kita di 1,5 MMSCFD. Nah dengan adanya pandemi covid-19 ini dan juga momen menjelang hari raya otomatis customer kami banyak yang mengurangi pemakaian, karena banyak yang diliburkan atau mesin- mesin mereka banyak yang shut down, jadi pemakaian kita saat ini di 1 MMSCFD atau 1/3 dari kapasitas 100 persen disini, ” terangnya.
Distribusi gas hingga saat ini banyak ke konsumen yang berasal dari luar Rembang. Seperti pabrik kacang di Pati dan yang terjauh perusahaan teh di Kabupaten Batang.