Bupati Rembang mencanangkan 12 desa menjadi calon desa wisata baru Kabupaten Rembang di Bukit Cendana Desa Candimulyo Kecamatan Sedan, Sabtu (11/6) sore. 12 calon desa wisata baru itu saat ini sudah memiliki obyek wisata yang beragam dari persawahan, perbukitan hingga wisata danau.
Belasan calon Desa Wisata tersebut yaitu Desa Candimulyo, Dadapan , Ngulahan Kecamatan Sedan, Desa Sudho dan Karangsari Kecamatan sulang, Desa Terjan Kecamatan Kragan, Desa Sendang asri dan Gowak Kecamatan Lasem, Desa Tuyuhan Kecamatan Pancur, Desa Panohan Kecamatan Gunem, Desa Tireman Rembang Kecamatan Rembang, Desa pamotan Kecamatan Pamotan.
Bupati dalam kesempatan tersebut mengapresiasi dan mendukung upaya pengembangan wisata di desa. Menurutnya itu salah satu cara untuk mewujudkan desa yang mandiri.
Abdul Hafidz mengingatkan perlu adanya kolaborasi antara pemerintah desa dan warga setempat terkait pengembangan wisata. Perlu menghindari adanya pihak-pihak yang merasa paling hebat ataupun bergerak sendiri-sendiri, dukungan keramahan warga setempat dan kebersihan menjadi modal awal terhadap minat wisatawan.
“Contoh daerah itu wisatanya sudah maju, tapi sampahnya tidak terurus itu jadi persoalan. Oleh karena itu ketika desa itu sudah ditetapkan menjadi desa wisata maka gerakan sosial di tengah masyarakat juga harus dibangun dengan baik, contohnya keramahan masyarakat ini tidak bisa dipisahkan, ini pondasinya, ” tuturnya.
Rembang memiliki beragam potensi yang belum tentu dimiliki kota lainnya, mulai wisata pantai, religi, sejarah sampai perbukitan. Sehingga perlu adanya keaktifan Forum Desa Wisata untuk saling berbagi gagasan pengembangan wisata di desa.
“Forum ini bisa menjadi wadah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Forumnya ada tapi tidak ada koordinasi, tidak ada diskusi ya jangan ada forum, ” tegasnya.
Bupati meminta kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bisa menyusun agenda wisata dalam satu tahun. Sehingga dapat lebih mengoptimalkan kunjungan wisatawan di Rembang.
“Per minggu kalau bisa ada festival, uangnya dari mana? Jangan berfikir itu, tapi kita harus sudah punya rencana itu. Festivalnya tidak harus di satu titik, tapi di semua titik desa yang ada, misalnya hari sabtu bulan Mei disini, saya minta 2023 mulai, menyusun event- evet yang bentuknya festival,” ungkapnya.
Untuk meminimalisir penggunaan keuangan desa, lebih lanjut Bupati menyebutkan bahwa pemerintah desa dapat bekerjasama dengan pihak ketiga untuk pengembangan wisata. Harapannya bisa mempercepat pengembangan destinasi wisata dan dampak positif seperti warga setempat bisa berjualan atau meningkatkan perekonomian cepat terasa.
(Mif/Rud/Kominfo)