Pemerintah Kabupaten Rembang

Bupati Sikapi Batik Printing dan Limbah Batik

Berkaitan dengan hari batik nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober, ada dua hal yang perlu disikapi.

Yang pertama, produksi batik printing dan masalah pembuangan limbah hasil produksi yang mulai menjadi perhatian warga di sekitar kawasan batik.

Munculnya Batik printing disinyalir dapat menurunkan pamor dari batik tulis Lasem sebagai kerajinan khas Rembang. Pasalnya sejak dulu batik tulis Lasem dikenal sebagai batik tulis murni yang memiliki ciri khas, keunikan, cerita dan filosofi dari setiap motifnya.

Bupati Rembang H. Abdul Hafidz saat ditemui seusai menghadiri kegiatan KPU di hotel Fave mengatakan untuk masalah munculnya batik printing akan dikaji. Harapannya jangan sampai batik tulis Lasem yang sudah dikenal murni tulis dan sejumlah motif telah dipatenkan bisa tergusur dengan munculnya batik printing.

“Ini yang masih kita kaji, jangan sampai yang sudah menjadi paten batik tulis ini nanti tergusur dengan batik printing, dan saya yakin kedepannya batik tulis akan bertahan lama karena mempunyai nilai filosofi, kronologi dan sejarah yang terkandung didalamnya,” ungkapnya.

Sedangkan menanggapi masalah limbah batik tulis yang dibuang ke sungai, Bupati akan memberikan instruksi kepada pengrajin batik tulis di kawasan-kawasan batik dalam pengelolaan limbah. Pihaknya berpesan agar hal itu dapat dihindari karena akan berdampak terhadap lingkungan.

“Kami akan beri intruksi pada pengrajin batik tulis di kawasan batik, melalui klaster-klaster yang ada supaya hal tersebut dapat dihindari, karena itu berdampak pada persoalan yang serius untuk dilingkungannya terutama masalah penyakit”.

Sebelumnya Kabupaten rembang mendapatkan penghargaan harapan satu sebagai pendorong batik di jawa tengah. Sudah seharusnya permasalahan pengolahan limbah batik tulis di Kabupaten Rembang ini dapat segera diatasi, agar kedepannya tidak menimbulkan bahaya seperti penyakit.

Khusus solusi untuk penanganan limbah batik tulis, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kabupaten Rembang sebelumnya telah menawarkan kepada pengusaha batik untuk membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara mandiri. Rencananya DLH juga akan mensosialisasikan pengolahan limbah batik di beberapa daerah yang merupakan sentra batik tulis.

Exit mobile version