Semakin banyak anak muda yang tertarik terjun ke dunia pertanian, salah satunya adalah Alvian Tunis Ernawan, seorang petani milenial dari Desa Mrayun, Kecamatan Sale, Kabupaten Rembang. Alvian berhasil membudidayakan selada jenis Jonction Rijk Zwaan (RZ) dari Belanda dengan metode hidroponik.
Alvian mengungkapkan bahwa ide untuk menanam selada ini muncul saat pandemi COVID-19. Dengan perkuliahan daring yang membuatnya ingin melakukan sesuatu yang produktif, terutama yang berkaitan dengan pendidikan yang ia jalani.
“Coba-coba waktu corona, dulu saya kuliah di UMK (Universitas Muria Kudus), libur selama pandemi, kuliahnya jadi daring. Terus saya buat hidroponik di halaman depan dan belakang rumah, yang dulu ada pohon jati saya tebang,” ujarnya, mengenang awal mula.
Ilmu tentang budidaya hidroponik diperolehnya di bangku kuliah, dan ketertarikan pada jurusan ini muncul karena potensi pertanian di daerah Sale yang menjanjikan. Awalnya, ia membuat hidroponik dengan 100 lubang dan menanam tiga jenis sayuran: pakcoy, sawi, dan selada. Namun, ia kemudian memutuskan untuk fokus pada selada karena harganya yang lebih terjangkau, sekitar Rp 25 ribu per kilogram.
Alvian mengakui bahwa ia menghadapi beberapa kegagalan di awal budidaya hidroponik. Namun, kegagalan tersebut justru membuatnya semakin termotivasi untuk belajar.
“Dulu awal-awal gagal panen karena hama dan jamur. Saya belajar dari YouTube dan ikut grup seminar hingga akhirnya tahu cara mengatasi masalah panen. Saya mulai budidaya ini tahun 2021, dan baru bisa rutin panen setiap hari di tahun 2024 ini,” imbuhnya.
Saat ini, dengan 5.000 lubang hidroponik, Alvian dapat memanen sekitar 20 kilogram selada setiap hari. Hasil panennya dijual tidak hanya di Kecamatan Sale, tetapi juga di Jatirogo, Tuban. Selain dipasarkan di pasar tradisional, selada ini juga banyak diminati oleh warung makan dan kafe.
Untuk mempromosikan produknya, Alvian berkolaborasi dengan istrinya, Robiatul ‘Adawiyyah, yang aktif membuat konten tentang budidaya selada di TikTok dengan akun Sahabat Farm Hidroponik.
Agus Iwan Haswanto menilai Alvian dan istrinya sebagai teladan bagi generasi muda di Rembang. Budidaya selada yang dilakukan Alvian menunjukkan bahwa potensi pertanian dengan berbagai cara dan komoditas masih sangat terbuka.
“Jika kita bisa memenuhi kebutuhan pasar, maka bisa menjadi sumber penghasilan. Saat ini, pertanian hidroponik dan organik sedang berkembang pesat dan pasarnya masih terbuka. Kami berharap anak muda lainnya bisa mencontoh langkah Mas Vian ini,” pungkasnya. (Mif/Rud/Kominfo)