Pemerintah Kabupaten Rembang

Di tengah Keterbatasan, Pjs Bupati Rembang Minta Kinerja Penyuluh KB Tetap Maksimal

Ikatan Penyuluh KB se Kabupaten Rembang menggelar rapat koordinasi di Hotel Pollos, Rabu (4/11/2020). Rakor tersebut mengambil tema “Penyuluh KB 4.0 Bekerja Dengan Cerdas, Kreatif dan Inovatif Dalam Tatanan Adaptasi Kebiasaan Baru”.

Dalam kesempatan itu Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Rembang Imam Maskur berharap penyuluh KB di Rembang bisa bekerja maksimal dan melahirkan terobosan baru di masa pandemi covid-19. Terlebih di Rembang bisa dibilang wilayah cakupan satu penyuluh KB sangat luas, satu penyuluh KB bisa mendampingi 6 desa bahkan lebih.

“Dulu satu penyuluh pendampingannya 2 desa, sekarang satu penyuluh KB bisa 9 sampai 20 desa. Karena memang yang pensiun banyak, tetapi penyuluhnya tidak ditambah, tadi saya tanya untuk jawa tengah saja 45 orang penyuluh kb penambahannya, kalau di Rembang ada 294 desa/kelurahan , penyuluh KB nya hanya ada 44 orang, jadi satu penyuluh bisa mendampingi 6 sampai 7 bahkan lebih, ” katanya.

Pjs Bupati berharap penyuluh tidak hanya melihat berapa banyak desa yang diampu. Penyuluh bisa mengoptimalkan keberadaan Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa ( PPKBD), Sub PPKBD sampai dengan rekan- rekan Jogo Tonggo yang ada di desa.

Lebih lanjut Imam menyarankan adanya rekomendasi dari rakor yang disampaikan kepada Pemkab Rembang untuk optimalisasi program KB. Sehingga rakor tidak hanya sebatas kumpul- kumpul saja.

Sementara itu Ketua IPeKB Rembang Didik Ismanto mengatakan rakor kali ini membahas bagaimana di masa pandemi covid-19 ini penyuluh KB tetap eksis menjalankan program KB. Ada perubahan- perubahan yang dilakukan para penyuluh KB saat ini, diantaranya memaksimalkan media sosial dan aplikasi chatting karena tidak lagi dapat mengumpulkan orang banyak.

Didik menambahkan Penyuluh KB saat ini juga memiliki tugas tambahan selain sosialisasi. Tugas tambahan itu yakni mengantarkan pil KB dan Kondom ke kader KB di Desa.

” Distribusi Pil, kondom ini kita langsung ke rumah kader. Kader telpon butuh berapa kita langsung jalan ke Desa. Kalau dulu mereka bisa ke puskesmas atau ke bidan desa, ” tuturnya.

Terkait efek adanya pandemi terhadap angka KB, menurutnya ada penurunan sedikit. Pasalnya sebelum adanya pandemi, masyarakat ber KB ke puskesmas tidak dibatasi jumlahnya, tetapi saat ini dibatasi tiap harinya dengan jumlah tertentu untuk menghindari kerumunan.

Exit mobile version