Pemerintah Kabupaten Rembang

Dibalik Pasar Ramadan Sekararum, Ada Kegigihan Para Pemuda

Jika ingin menikmati waktu menjelang berbuka puasa atau ngabuburit, tak ada salahnya ke Pasar Ramadan Sekararum Desa Sekarsari Kecamatan Sumber.
Pasar kecil yang ada di tanah milik warga seluas 15×10 meter itu selalu ramai pengunjung yang ingin berbelanja kebutuhan buka puasa atau sekedar menikmati suasana di pasar tersebut.

Namun dibalik ramainya Pasar yang berada di sebelah selatan pertigaan Sekararum itu, siapa sangka ada perjuangan para pemuda yang patut dicontoh. Bagaimana tidak, anak muda yang tergabung dalam SKRM Squad ternyata pelopor adanya pasar tersebut.

Mereka mau bergerak tanpa modal anggaran dari pemerintah tahun 2019 lalu. Sejumlah pemuda itu justru patungan terlebih dulu untuk membuat lapak sederhana , sebelum warga mendukung dan mengganti uang mereka.

Salah satu pelopor pasar Ramadan, Ahdiat Galih menceritakan pada tahun 2019 menjadi momen perdana dibukanya pasar tersebut Ramadan Sekararum. SKRM Squad patungan untuk membeli terpak sebagai atap lapak, sedangkan bambu masih bisa didapatkan di wilayah desa dengan gratis.

Selama beroperasionalnya Pasar Ramadan disana, Pedagang iuran sebagai pengganti biaya membangun lapak yakni Rp.30ribu setiap pedagang dari Dusun Sekararum sendiri. Sedangkan pedagang yang berasal dari luar dusun Sekararum membayar Rp.50ribu dan untuk biaya kebersihan Rp.3ribu per hari.

Di tahun pertamanya pasar ini berdiri di pinggir jalan raya. Pasar itupun ramai didatangi warga untuk membeli jajanan , makanan dan minuman.

Di sana pengunjung juga bisa menikmati berbagai hiburan seperti hiburan musik, hadroh dan tari sufi yang dimainkan oleh pemuda disana. Yang menarik juga, SKRM Squad menjalin kerjasama dengan kelompok pemuda kreatif di Semarang yang bernama Hysteria, sehingga tak jarang ada grub band luar Rembang yang ikut mengisi di pasar itu.

Pelaksanaannya yang kedua tahun 2021, dimana pada 2020 harus vakum karena pandemi covid-19. Namun lokasi pasar ini berubah, tidak di pinggir jalan lagi namun di atas tanah milik salah satu warga yang baik hati.

Begitu juga di 2022, pasar Ramadan kembali dibuka namun kali ini lokasi berada di tanah milik Bapak Parem.
Ada 20 pedagang yang berjualan, beberapa dari mereka adalah pemuda. Adalagi yang menarik ketika kesana, yakni beberapa barang-barang kuno menghiasi pasar tersebut.

“Ya ini ada daun jendela kuno, lumpang, meja kursi kuno, batok kelapa yang diukir monyet yang semuanya pinjaman dari warga. Termasuk rangka atap lapak itu dari luku untuk membajak sawah jaman dulu, ” jelasnya yang menggambarkan sengkuyungnya warga Sekararum.

Galih menegaskan pihaknya akan terus menggelar pasar Ramadan setiap tahunnya dan akan terus memperbaiki apa yang menjadi kekurangan. Dan jika memungkinkan bisa menjadi salah satu destinasi wisata, maka Ia bersama SKRM Squadpun akan berusaha untuk mewujudkan itu. (Mif/Rud/Kominfo)

Exit mobile version