Pembangunan jalan Lingkar Rembang-Lasem urung dimulai tahun 2022 ini. Setidaknya ada penyebab belum terealisasinya jalan lingkar tersebut, yakni kebijakan baru Pemerintah Pusatperihal lebar minimal jalan Lingkar dari 20 meter menjadi minimal 30 meter atau 40 meter.
Dengan jalan lingkar Rembang- Lasem yang direncanakan mencapai 25 kilometer lebar 30 sampai 40 meter itu dibutuhkan anggaran yang sangat besar. Setidaknya dibutuhkan anggaran Rp.500 milyar lebih.
Pada Rabu (26/4/2023) di Pasar Kreatif Lasem , jalan lingkar kembali didiskusikan kembali oleh berbagai pihak. Mulai dari Bupati Rembang H.Abdul Hafidz, Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Abdul Aziz, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, camat, pemerintah desa di Lasem , tokoh masyarakat, tokoh agama dan komunitas. Dengan FGD diharapkan muncul solusi bersama untuk memberikan yang terbaik bagi penataan kota Pusaka Lasem.
Dalam forum tersebut muncul wacana pembuatan jalan lingkar Lasem. Dukungan dari para kepala desa dapat mempercepat realisasi jalan tersebut. Jalan KUA Lasem ke arah taman Dasun disebut Bupati dapat sebagai embrio jalan lingkar.
“Jalan KUA sampai ke Dasun sudah ada embrionya, tinggal melebarkan. Kalau kiranya lewat sungai Babagan, nanti membuat jembatan, langsung masuk menuju Kiringan“, ungkap bupati.
Menurutnya rencana itu merupakan solusi, mudah dilaksanakan tidak berbelit-belit dibanding pembuatan jalan lingkar Rembang- Lasem. Jika jalan lingkar Lasem segera dapat terwujud, maka kota pusaka Lasem akan semakin baik.
Kades Gedongmulyo, Budi Istanto menyatakan siap mendukung adanya jalan lingkar Lasem. Bahkan dirinya menyarankan segera mungkin, agar tidak ada spekulan tanah. Menurut Budi, jalan lingkar bisa melewati tanah bengkok desa dan tanah milik warga. “Kami mendukung rencana jalan lingkar itu , ini untuk kepentingan masyarakat Lasem. Monggo ada tim untuk bisa terjun sehingga mengetahui gambarannya, “imbuhnya.
Sementara itu Kades Dasun Sujarwo mengungkapkan pihaknya juga mendukung rencana pembuatan jalan lingkar. Tinggal diperlebar jalan yang sudah ada , bahkan jika bisa mencakup Lasem lebih luas lagi jalan lingkar bisa menjangkau Bonang. “Kalau malah boleh malah jalan lingkar itu sekaligus menyelamatkan Bonang, ” pungkasnya (Mif/Rud/Kominfo)