Bertepatan dengan dengan hari jadi Kabupaten Rembang ke – 279, pemerintah Bupati Rembang mulai mengijinkan aktifitas sosial menuju Kabupaten Rembang dengan tatanan kehidupan yang baru. Yakni dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, ditengah aktifitas sosial, ekonomi, dan wisata.
Dalam sebuah dialog yang disiarkan oleh Radio CBFM Rembang bersama dengan cak jolang seorang dagelan asli Rembang, Bupati Rembang H Abdul Hafidz mengajak segenap masyarakat mulai beraktifitas seperti biasa.
Namun tetap mengedepankan pakai masker, jaga jarak, dan senantiasa mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
“Rembang sudah usia 279 tahun kita harus lebih semangat dan lebih tajam dalam menata kehidupan Kabupaten Rembang. Baik soal ekonomi, sosial dan lain-lain. Soal New Normal kami dari dulu akan menyeimbangkan antara gas dan rem. Makanya kehidupan saya ibaratkan mobil yang gas dan rem harus seimbang,” jelasnya.
Ditengah kondisi yang serba tidak pasti, pejabat publik itu mengajak masyarakat tetap menjaga kesehatan, tetapi ekonomi juga harus tetap jalan secara seimbang, berdasarkan surat edaran Bupati Rembang yang mengatur tata cara beraktifitas sosial, dan ekonomi serta tempat wisata.
“Oleh karena itu disaat pandemi bagaimana kesehatan harus terjaga, ekonomi, sosial harus terlaksana dengan baik. Oleh karena itu kemarin kita sudah mengeluarkan surat edaran tentang bagaimana aktifitas masyarakat baik ekonomi maupun sosial. Itu kemarin yang sering ditanyakan kepada saya.
Selain penyeimbangan kenormalan baru, Bupati juga memiliki rencana jangka panjang yang akan dilaksanakan pada tahun 2021. Yakni membangun Kecamatan Lasem sebagai Kota Pusaka dengan lebih serius. Diperkirakan progresnya akan berjalan mulai pertengahan tahun.
“Kita juga tengah merencanakan menggarap Lasem lebih serius, sebagai Kota Pusaka dan Sejarah. Tahun 2021 nanti saya akan mulai,” katanya.
Dalam dialog tersebut selain Bupati, juga hadir ahli sejarah Kabupaten Rembang, Drs Edi Winarno, yang mengupas perkembangan Kabupaten Rembang pada zaman Belanda. Turut hadir seorang pakar ekonomi dari kampus ternama yakni Bapak Saikhu dari STIE YPPI Rembang.