Pemerintah Kabupaten Rembang

Dua Perempuan Rembang Menerima Penghargaan Dari Kemen PPPA

Penghargaan Kemen PPPA

Untuk mengapresiasi geliat perempuan di tengah pandemi Covid-19, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) memberikan penghargaan “Perempuan Kebanggaan Indonesia”. Penghargaan ini diberikan kepada sembilan perempuan dengan peranan terbaik yang dinilai telah berjuang dan bekerja keras mendorong pemberdayaan perempuan di Indonesia pada hari perempuan internasional, Senin 8 Maret 2021 kemarin.

Dua dari sembilan perempuan yang mendapat penghargaan tersebut merupakan warga dari Kabupaten Rembang. Mereka adalah Damisih, yang mendapat penghargaan sebagai Pelaku Industri Rumahan, Perempuan yang gigih meningkatkan kewirausahaan perempuan di Kabupaten Rembang.

Kemudian Zaenab Hafit yang mendapat penghargaan sebagai Pendamping Industri Rumahan, Perempuan yang gigih meningkatkan kewirausahaan perempuan di Kabupaten Rembang.

Damisih yang merupakan warga Desa Pasarbanggi Kecamatan Rembang , Selasa (9/3) menyampaikan rasa syukur atas penghargaan yang diterimanya. Ia juga tak lupa menyampaikan ucapan terimakasih atas apresiasi yang telah diberikan oleh Kemen PPPA.

Ibu tiga anak itu mengaku, perjuangannya dalam membangun industri rumahan dalam hal ini usaha rengginang yang dipadukan dengan olahan hasil laut tidaklah mudah. Banyak tantangan dan rintangan yang datang silih berganti, utamanya saat barang yang Ia produksi tidak bisa terjual atau tidak laku dipasaran.

Namun dengan kegigihan dan mental pantang menyerah, kini dirinya mampu mengembangkan industri rumahannya hingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi para ibu rumah tangga di sekitar rumahnya. Bahkan Ia juga membuka pelatihan bagi para ibu-ibu di Desanya agar dapat mempunyai usaha sendiri yang nantinya dapat membantu ekonomi keluarga.

“ Saya juga membuka pelatihan agar para ibu-ibu di Desa saya dapat membuka usaha sendiri dan dapat membantu ekonomi keluarga,” bebernya.

Senada dengan Damisih, Zaenab selaku pendamping pelaku industri rumahan penghargaan tersebut menjadi penyemangat dirinya untuk terus berupaya memajukan industri rumahan di Kabupaten Rembang.
Sedikitnya ada 650 industri rumahan yang Ia dampingi hingga saat ini. Suka duka dalam mendampingi para pelaku industri rumahan Ia jadikan sebagai pengalaman yang tak terlupakan.

Seperti merubah penggunaan alat produksi manual atau tradisional dengan alat yang lebih modern, penggunaan kemasan yang baik hingga pemanfaatan teknologi sebagai sarana pemasaran. Apalagi di masa pandemi Covid-19 yang serba terbatas seperti ini, pemasaran melalui online sangatlah diperlukan.

Dirinya juga mengaku cukup kesulitan dalam merubah mindset para perempuan. Pernah suatu ketika dirinya mendapat telepon dari salah satu suami pelaku industri rumahan yang protes karena tidak suka melihat istrinya ikut pelatihan dengan alasan perempuan itu harus di rumah saja.

Padahal tujuan keberadaan industri rumahan tidak lain agar para perempuan lebih berdaya secara ekonomi melalui wirausaha. Jika perempuan sudah berdaya, perempuan bisa melindungi diri dan anak anaknya dari kekerasan.

“Saya berharap kedepan akan lebih banyak lagi wanita yang mau berwirausaha, mau merubah sudut pandang bahwa dengan berwirausaha mereka juga bisa jadi lebih berdaya. Berdaya bukan sekedar perempuan yang kerja dikantoran, dengan berwirausaha perempuan dimanapun bisa merasakan manfaatnya,” jelasnya.

Perempuan dari Desa Pedak Sulang ini berharap, seluruh Desa yang ada di Kabupaten Rembang bisa memiliki industri rumahan khususnya dari para ibu-ibu rumah tangga. Dengan begitu para ibu-ibu rumah tangga juga bisa turut membantu meningkatkan taraf pendidikan anak anaknya dan tidak pasrah dengan keadaan.

Exit mobile version