Ribuan orang memadati salah satu jalan di Desa Karangturi, tepatnya di sekitar Pondok Pesantren Kauman ke selatan, Sabtu malam (4/8/2022). Mereka tak ingin melewatkan acara fashion show yang digagas oleh Pemerintah Desa Karangturi bersama sejumlah elemen desa.
Fashion show tersebut menjadi alternatif tontonan di malam minggu atau akhir pekan. Terpantau warga kecamatan Lasem, kecamatan lainnya bahkan dari luar kota datang.
Kepala Desa Karangturi , Muhari saat ditemui di sela- sela kegiatan mengatakan fashion show ini merupakan bagian dari festival tembok duwur. Tembok duwur sendiri diambil sebagai nama festival karena di Karangturi banyak rumah- rumah berarsitek tionghoa kuno yang berdinding tinggi.
“Rumah- rumah di sini memiliki ciri khas berpagar tembok dengan ukuran tinggi atau duwur bahasa jawanya. Itu sudah peninggalan jaman dulu, sebelum lahir, makanya kita beri nama festival tembok duwur, ” ungkapnya.
Muhari menambahkan event tersebut juga sebagai bentuk dukungan terhadap Lasem yang telah ditetapkan sebagai Kota Pusaka. Terlebih Karangturi merupakan juara pertama untuk katagori budaya dan dalam BCA Desa Wisata Awards 2021.
Terkait peserta fashion show , Kades menyebut dari mulai dari siswa SD, Sekolah Luar Biasa (SLB), warga desa dan tokoh masyarakat.
Lebih lanjut , Muhari menuturkan sebagian wilayah Karangturi juga menjadi sasaran penataan kota pusaka Lasem. Untuk itu pihaknya bersama tokoh dan pemuda desa menggagas ide – ide kreatif yang mendukung Desa wisata Karangturi, sebagai salah satu penyangga Kota Pusaka.
“Desa karangturi kan juga menjadi sasaran penataan kota pusaka, makanya kita buat acara seperti ini untuk mendukungnya. Rencananya kita menggelar event setiap seminggu sekali, ” ujarnya.
Ika Yunita salah satu warga yang datang bersama sang Ibu dan anaknya ke fashion show desa Karangturi itu mengaku cukup terhibur. Menurutnya event- event semacam itu layak digelar secara rutin sebagai tontonan atau menjadi magnet wisatawan.
“Bagus sih mas acara seperti ini. Apalagi ada anak kecil juga ikut tampil tadi, rame banget, layak diadakan lagi pokoknya, ” ungkapnya.
Nita juga mengakui jalan yang sudah dipaving dan dipasangi lampu-lampu sebagai ornamen penataan kota pusaka sangat cocok dipakai sebagai tempat catwalk. Ia hanya menyampaikan masukan agar event selanjutnya penonton lebih bisa diatur , tertib menonton di trotoar agar tidak mengganggu model saat berlenggak lenggok.
Eka Sulistyowati warga Semarang yang juga menonton fashion show di Karangturi menuturkan kebetulan dirinya berlibur di Rembang. Saat mengetahui ada acara di Lasem, Eka pun penasaran untuk datang.
“Bagus sih acara semacam ini. Bisa menambah daya tarik kunjungan ke Lasem seperti di Semarang, ” tandasnya.
Selain fashion show, pengunjung yang datang juga disuguhi penampilan grub band akustik, dan pantomim. (Mif/Rud/Kominfo)