Mengisi liburan pada pekan ini ribuan orang sepertinya menyasar alun- alun Kabupaten Rembang. Mereka datang sejak pagi pukul 06.00 WIB sampai siang untuk membeli dan menikmati lezatnya buah durian lokal.
Yap, di sana memang sedang digelar acara Festival durian yang dilabeli Ken-Duren. Kegiatan dimeriahkan dengan arak- arakan gunungan yang berisi durian, mulai komplek Museum RA Kartini menuju alun-alun.
Yang menarik lagi ada juga yang makan sepuasnya karena ikut program Rp 100 ribu makan durien sepuasnya di tempat. Jadi jatuhnya harga durian sangat murah.
Salah satu penikmat Rp. 100 ribu makan sepuasnya, Tyas mengaku puas. Bersama teman-temannya , mereka lahap menikmati buah durian sambil lesehan di atas rumput alun-alun.
“Tadi ikut yang Rp 100 ribu sepuasnya. Puas banget habis banyak tadi, ” ungkapnya.
Setidaknya ada 19 desa di Kabupaten Rembang merupakan penghasil buah durian, seperti Watupecah Kragan, Bitingan Sale, Ceriwik Pancur, sampai desa Pinggan Kecamatan Bulu. Masing- masing perwakilan Desa yang memiliki komoditas durian juga bersaing dalam lomba durian dalam festival itu.
Event yang digagas Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) kawasan Desa Terjan, Sendang, Tanjungsari, Woro dan Watu Pecah (Tersanjung Ro Watu ) dan didukung oleh Pemerintah Kabupaten Rembang bertujuan untuk mempromosikan potensi durian di Kota paling timur Jawa Tengah ini.
Tak butuh waktu lama setiap lapak yang menjual durian habis dibeli pengunjung. Bahkan ada yang sudah dibeli sejak bongkaran dari mobil, seperti durian asal desa Pakis Kecamatan Sale.
Kepala Desa Pakis, Sholikin menuturkan durian Pakis ini berasal dari pohon berusia ratusan tahun itu dijual mulai Rp 30 ribu sampai Rp 60 ribu. Rasa khasnya kolaborasi antara manis dan pahit.
Direktur BUMDesma Tersanjung Ro Watu, Komarudin di tengah-tengah kegiatan mengungkapkan bahwa kegiatan ini sengaja ditempatkan di alun-alun kota karena memiliki prospek lebih. Selain lokasinya luas dan strategis, potensi pengunjung dan pembeli akan lebih banyak.
“Durian yang terjual dalam festival durian ini ada sekitar 11 ribu buah, ini belum termasuk produk olahannya. Jika dirata- rata harga durian hanya Rp.30 ribu, perputaran uang capai Rp. 300 juta khusus penjualan durian, ” ungkapnya.
Sementara itu Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro mengapresiasi kegiatan Ken-Duren ini, termasuk berbagai pihak yang mendukung terselenggaranya festival tersebut. Terlebih dalam waktu singkat durian yang dijual dalam waktu singkat ludes terjual.
“Ini di luar ekspektasi, durian sudah habis terjual cepat. Pemkab akan terus dorong ini, jika belum tercover di APBD, kami akan mendukung dalam bentuk lain.”
Hasil dari lomba durian, juara 1 diraih durian asal Desa Sendangcoyo Kecamatan Lasem. Juara 2 durian dari Desa Trenggulunan Kecamatan Pancur dan juara 3 dari Watupecah Kecamatan Kragan. Penilaian didasarkan 9 indikator mulai dari ketebalan daging buah, aroma, hingga rasa.(Mif/Rud/Kominfo)