Untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan berdasarkan semangat kebersamaan, kekeluargaan dan kegotongroyongan,
maka dicanangkan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-15 dan Hari Kesatuan Gerak (Kesga) PKK ke-46.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Tim penggerak PKK kabupaten Rembang – Hasiroh Hafidz, saat pencanangan BBGRM dan Hari Kesga PKK, di halaman Madrasah Miftahul Ulum, Desa Babadan, Kecamatan Kaliori, hari sabtu (28/4).
Hasiroh Hafidz mengatakan digelarnya BBGRM dan hari Kesga PKK penting untuk menjaga dan melestarikan budaya bangsa. Dan yang tak kalah penting meningkatkan peran aktif masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.
“Digelarnya BBGRM dan hari Kesga PKK penting untuk menjaga dan melestarikan budaya bangsa. Dan yang tak kalah penting meningkatkan peran aktif masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. meningkatkan rasa memiliki dan rasa tanggungjawab masyarakat atas hasil-hasil pembangunan, memasyarakatkan gerakan PKK yang dikelola dengan prinsip dari, oleh dan untuk rakyat,” ungkapnya.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam BBBGRM diantaranya melakukan gebrak gotong royong / kerja bakti partisipasi masyarakat dengan sasaran pengecatan tempat ibadah, pembersihan saluran air (gorong-gorong), pameran produk unggulan dari desa terkait, lomba temu kader dan HKG, pengobatan gratis dan donor darah.
Sementara itu Bupati Rembang – Abdul Hafidz merasa bangga atas hasil gotong royong yang dicapai oleh masyarakat. Terlebih kedatangannya bersama Wakil Bupati Bayu Andriyanto disambut budaya lokal berupa barongan dan tong-tong klek.
“Luar biasa kekompakan yang diperlihatkan warga Babadan. Dan baru ini acara pencanganan bulan bhakti gotong royong dan kesga PKK disambut dengan budaya lokal, karena pembangunan harus diletakkan pada budaya yang ada,sehingga kuat,” tuturnya.
Dipilihnya pencanangan BBGRM dan Hari Kesga PKK kabupaten ditempatkan di desa Babadan karena budaya gotong royong di desa bersangkutan masih terpelihara dengan baik. Hal itu terbukti lokasi kegiatan yang semula tidak rata berkat gotong royong masyarakat akhirnya tanah yang ada bisa diuruk sehingga rata.)