Guna mengatasi persoalan kesulitan air yang terkadang dialami oleh petani di desa Megulung, Bupati Rembang Abdul Hafidz sangat mendukung dibangunnya embung di desa setempat.
Hal itu disampaikannya saat kegiatan panen raya di Megulung, Rabu (7/2/2018).
Bupati pun mendorong pemdes setempat untuk segera mengajukan proposal untuk pembangunan embung demi kepentingan petani. Yang terpenting ada tanahnya dan statusnya jelas.
“Jika ada tanahnya saya kira tidak sulit kita akan membangun kontruksinya, tetapi supaya ingin tidak ada masalah, maka ketika sumber dana dari provinsi tanaha itu status tanah harus milik provinsi, kalau desa mau menghibahkan tanahnya untuk provinsi maka saya kira akan segera dibangunkan, begitu juga dari pemkab Rembang,” ujarnya.
Kalaupun status tanahnya milik aset desa, maka pembangunannya dengan pola hibah. Setelah pembangunannya, maka akan dihibahkan kepada desa.
Sedangkan terkait kekhawatiran petani harga jual anjlok, Bupati sependapat dengan sikap yang diambil Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan menolak kebijakan impor beras. “Kemudian terkait harga, Alhamdulillah meskipun pemerintah pusat mengambil kebijakan impor beras jutaan ton, Tapi Jawa Tengah,Pak Gubernur sudah menyatakan tidak akan menerima beras impor, kabupaten Rembang, saya pun tidak akan menerima beras impor, gudang- gudang masih penuh,” ungkapnya.
Sebelumnya Ketua Kelompok Tani Margo Utomo Desa Megulung, Jarsim mengutarakan keluhan akan kurangnya ketersediaan air ketika masuk tanam tembakau setelah masa tanam kedua. Biasanya mereka harus membeli air dari desa lain untuk memenuhi kebutuhan air tanaman tembakau.
“Ini setelah panen perdana,MT kedua terus nanam tembakau. Nah saat itu biasanya kami kesulitan untuk membasahi tembakau, saya harap ini ditanggapi pak Bupati,” tuturnya.
Sementara itu dari analisa salah satu petani desa Megulung , Damin yang dibacakan Ketua Kelompok Tani Margo Utomo Desa Megulung, Jarsim menerangkan dari luas sawah 1.100 meter persegi, menghabiskan dana 1,5 juta rupiah lebih, baik untuk biaya tenaga kerja dan sarana produksi termasuk beli bibit dan pupuk.
Dari sawah seluas itu menghasilkan produksi 1.089 kilo gram gabah kering panen, dimana harga setempat di tingkat petani 4 ribu rupiah per kilo gram. Sehingga pendapatan bersih dari lahan seluas 1.1meter persegi sebesar 2,8 juta rupiah.
Di akhir acara Bupati juga menyerahkan secara simbolis bantuan Saprodi dan Alsintan kepada para kelompok tani. Diantaranya bibit kedelai,bawang merah, cabe rawit, cabe merah dan satu unit traktor roda dua.