Pemerintah Kabupaten Rembang

Hari Batik Nasional , Momentum Gaungkan Kembali Batik Tulis Lasem

Hari Batik Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober dijadikan Pemkab Rembang dan para pengusaha batik tulis sebagai momentum untuk menggaungkan kembali batik khas Lasem. Berbagai event bertemakan batik Lasem seperti seminar batik, bazar batik, fashion show batik dan lomba tiktok tentunya dengan penerapan protokol kesehatan di gelar di Pendapa Museum Raden Ayu Kartini (2/10/2021) kemarin.

Pada peringatan Hari Batik di Rembang mengusung tema “Menduniakan Batik Tulis Lasem Untuk Rembang Kota Fashion dengan Digitalisasi Pembayaran Bagi UMKM”. Fashion show batik Lasem oleh para model cantik dan tampan pun menarik perhatian para undangan yang hadir maupun yang menonton melalui live streaming youtube di akun Pemerintah Kabupaten Rembang, termasuk sosialisasi digitalisasi pembayaran bagi UMKM.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Rembang, Hj. Hasiroh Hafidz dalam kesempatan itu mengatakan keindahan dan kecantikan Batik Tulis Lasem merupakan sebuah identitas kebudayaan yang kuat. Pasalnya Batik Tulis Lasem merupakan ciri khas batik pesisiran dan merupakan hasil akulturasi budaya masyarakat Tionghoa, Jawa, dan Islam dengan motif, warna dan corak yang sangat indah.

Hasiroh berharap, pada peringatan Hari Batik Nasional dapat menumbuhkan kecintaan dan rasa bangga masyarakat Rembang dalam memakai produk budaya asli. Dengan menggunakan batik lasem berarti juga ikut berpartisipasi dalam melestarikannya sebagai warisan budaya adiluhung.

“Selain itu peringatan Hari Batik juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam peningkatan produksi, serta memupuk semangat perlindungan dan pelestarian Batik Tulis Lasem,” kata dia.

Sementara itu Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’ (Gus Hanies) menyampaikan peringatan hari batik nasional bisa mengedukasi masyarakat tentang batik tulis lasem dengan segala keindahan dan nilai historisnya.

“Diharapkan peringatan hari batik dapat mengakselerasi pengembangan Batik Tulis Lasem sekaligus mengedukasi masyarakat untuk lebih mengenal dan mencintai batik baik dari sisi warisan budaya, sosial, ekonomi,” tegasnya.

Lebih lanjut Gus Wabup menyinggung tentang digitalisasi pembayaran merupakan upaya mendukung pencegahan penyebaran virus Covid-19 karena meminimalisir kontak dengan orang lain.

Gus Hanies menambahkan, industri kerajinan Batik Tulis Lasem merupakan salah satu sektor yang ikut terdampak akibat pandemi Covid-19. Pemkab Rembang akan mendorong pelaku UMKM utamanya industri batik agar dapat berinovasi memanfaatkan perkembangan teknologi digital agar mampu bertahan di tengah pandemi.

Ia mengakui, dulu kesannya hanya orang-orang tua saja yang memakai batik, namun sekarang Batik Tulis Lasem bisa jadi tren anak muda. Apalagi Batik Tulis Lasem memiliki keunggulan motif yang beragam.

Dari pantauan di lapangan, bazar batikpun cukup laris manis. Seperti jajaran pegawai Bank Indonesia yang memborong berbagai motif batik dari sejumlah stand yang ada. (Mif/Rud)

Exit mobile version