Pemerintah Kabupaten Rembang

Hari Keluarga Nasional Jadi Momen Percepatan Penurunan Stunting di Rembang

Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Kabupaten Rembang terpusat di balai desa Pohlandak Kecamatan Pancur, Rabu (29/6/2022). Peringatan Harganas kali ini adalah tentang percepatan penurunan stunting.

 

Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian pemerintah saat ini. Kondisi ini dianggap serius karena penderita stunting tak hanya mengalami gagal tumbuh, tetapi juga berpengaruh terhadap kecerdasannya.

 

Kepala Puskesmas Pancur dr. Samsul Anwar di sela- sela acara menyebutkan ciri- ciri anak yang terkena stunting diantaranya tumbuh kembang anak lambat termasuk giginya, wajah lebih muda dari anak seusianya. Yang paling mengkhawatirkan yaitu berdampak buruk pada daya tahan tubuh dan IQ yang rendah.

 

“Berdampak buruk pada tumbuh kembang anak, daya tahan tubuh, kemampuan fokus dan memori belajarnya serta IQnya rendah karena otaknya kecil, ” ujarnya.

 

Sedangkan penyebab dari stunting dikatakannya juga disebabkan beberapa faktor. Diantaranya calon ibu mengidap anemia, ibu saat hamil kurang asupan gizi, yang mengakibatkan nutrisi otak anak melalui placenta berkurang.

 

“Asupan gizi calon ibu kurang ini akan mempengaruhi pertumbuhan otak dan pertumbuhan lainnya. Begitupun dengan pemberian ASI (Air Susu Ibu) 0 sampai 6 bulan juga sangat penting bagi bayi, namun jika sang ibu tidak mengkonsumsi makanan yang bergizi juga percuma, kualitas ASI nya jelek, ” jelasnya.

 

Sementara itu Ketua TP PKK Kabupaten Hj.Hasiroh Hafidz menjelaskan mengapa Harganas ada hubungannya dengan stunting. Pemenuhan gizi pada anak yang paling dapat memastikannya yakni dari keluarga sendiri.

“Jika kita sudah berupaya sosialisasi dan program pencegahan stunting masif, tapi keluarga tidak ada gregetnya sendiri sama saja. Makanya kami Harganas ini mengajak ibu-ibu, disini juga ada ibu yang anaknya stunting untuk diberi motivasi dan inovasi, ” ungkapnya.

Sebagai upaya bersama memerangi stunting, Pemkab juga menggandeng pihak ketiga sebagai Bapak Asuh Anak Stunting seperti PDAM yang kini berubah nama menjadi Perumda Banyumili, PT.BPR BKK Lasem dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Rembang. Ketiganya dalam kesempatan tersebut memberikan bantuan sebesar Rp 900 ribu yang akan digunakan keluarga penerima bantuan untuk memenuhi gizi bagi empat anak pengidap stunting selama 3 bulan.

“Dengan adanya bapak asuh ini , diharapkan bisa membantu orang tua yang anaknya stunting untuk pemenuhan gizinya. Agar mempercepat bayi- bayi stunting bisa segera terentaskan, karena mungkin ekonomi mereka pas- pasan.”

Sementara itu, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) juga mendatangkan pelaku kuliner untuk memberikan contoh menu makanan dan cara memasak yang mendukung pencegahan stunting.

Melalui Kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan Sub PPKBD , Disebutkan Hasiroh pemerintah mengawasi remaja , perempuan yang akan menikah, mereka yang hamil dan ibu menyusui serta 1000 hari pertama kehidupan si bayi, guna memastikan asupan gizinya untuk meminimalisir stunting. (Mif/Rud/Kominfo)

Exit mobile version