Padi yang ditanam tanpa menggunakan pupuk urea oleh Kurdianto, seorang petani di Dusun Kedung Watu Desa Kedungasem, Senin (31/1/2022) telah panen. Hasil panen padi yang ditanamnya sejak 85 hari yang lalu ternyata cukup menggembirakan.
Jika dibandingkan dengan padi yang menggunakan campuran pupuk anorganik, hasilnya ternyata tak jauh berbeda. Bahkan, Kurdianto membeberkan beras yang dihasilkan lebih berat dibanding yang diberi pupuk anorganik.
“Bersyukur, alhamdulillah, ternyata hasilnya tidak kalah dengan yang pakai anorganik. Kalau perbandingannya mungkin di bulirnya lebih berat daripada yang pakai anorganik,” kata dia.
Petani yang lahir pada tahun 1979 itu mengungkapkan hasil ubinan padi jenis Cakra Buwana yang ditanamnya pada lahan 2000 m2 itu sebesar 7,15 kg. Jika dikonversi menjadi gabah hasilnya mencapai 11,4 ton/ hektar.
Tekadnya untuk menanam padi melalui pemanfaatan pupuk organik menggunakan bahan dasar mikro bakteri tanpa urea untuk menyuburkan tanah memang perlu diacungi jempol.
Pasalnya dirinya tidak hanya mementingkan keuntungan pribadi saja melainkan juga keinginannya mewujudkan pangan sehat di Kabupaten Rembang.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang Agus Iwan Haswanto yang turut hadir saat Kurdianto memanen padi ikut senang melihat hasilnya. Panen padi yang ditanam tanpa menggunakan pupuk anorganik dan pengelolaan hama tanpa pestisida ternyata cukup bagus.
“Kami berencana mereplikasi model budidaya ini dalam satu kawasan yang lebih luas di kedungasem. Akan kita mulai dengan penyamaan persepsi petani dalam satu kelompok atau kawasan untuk mencontoh cara yang dilakukan mas Kurdianto, ” tandasnya. (Mif/Rud/Kominfo)