Pemerintah Kabupaten Rembang

Humas Gugus Tugas: “Covid-19 Bukan Aib”

Corona Virus Disease (Covid-19) atau virus Corona sebenarnya bukan virus yang sangat berbahaya dan mematikan seperti AIDS ataupun HIV. Stigma buruk masyarakat yang terlalu berlebihan terhadap pasien positif Covid-19 terkadang membuat banyak orang merasa prihatin.
Fakta yang terjadi, penderita Covid-19 sudah dianggap seperti sebuah aib yang harus dijauhi. Sehingga menimbulkan dampak sosial bagi pasien maupun keluarganya ditengah masyarakat. Hal itu yang ditengarai menjadi penyebab beberapa penderita tidak mau jujur mengenai riwayatnya ketika terpapar Covid-19 saat diperiksa oleh petugas medis.
Menanggapi hal tersebut, Humas Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Rembang, Arief Dwi Sulistya, Selasa (30/6) mengatakan orang yang hasil rapid tesnya reaktif belum tentu positif Covid-19. Kemudian orang-orang yang positif Covid-19 itu bukan merupakan sebuah aib.
Karena orang-orang yang menderita Covid-19 bukan dari kehendaknya sendiri maupun kesalahannya sendiri. Sehingga terjangkit Covid-19 bukan aib yang harus disembunyikan.
Selayaknya, kata Arief, masyarakat harus memberikan dukungan serta motivasi dan bukan memusuhi para pasien positif Covid-19. Dukungan serta motivasi ini sangat penting untuk membangun optimisme, karena siapapun yang dinyatakan sakit positif Covid-19 pasti penderita maupun keluarga kondisinya akan down atau tertekan.
“Orang-orang yang reaktif terhadap hasil rapid itu belum tentu positif Covid-19, sedangkan yang positif Covid-19 bukan merupakan sebuah aib. Mereka menerima itu bukan dari keinginan mereka sendiri atau kecerobohan mereka sendiri tapi bisa jadi karena kecerobohan orang lain. Semestinya masyarakat bisa mendukung serta memberikan motivasi manakala ada kerabat, tetangga atau keluarganya yang kena Covid-19. Secara fisik memang menjauhinya dengan jaga jarak, namun secara sosial kita harus membantu. Sehingga persepsi masyarakat bahwa terkena Covid-19 itu aib adalah hal yang keliru dan seharusnya bisa kita jelaskan bersama-sama,” jelasnya

Arief menambahkan, virus Covid-19 memang gampang penularannya, namun juga tidak susah pencegahannya. Virus Covid-19 menular melalui udara itu tidak benar. Penularannya sebenarnya melalui droplet yang terjadi ketika ada orang sakit yang batuk atau bersin sehingga mengeluarkan percikan cairan. Apabila percikan cairan tersebut memasuki mata, mulut, atau hidung orang yang sehat, orang tersebut dapat tertular.

Oleh sebab itu, lanjut Arief, jika anjuran dari Pemerintah untuk menggunakan masker dan jaga jarak telah dilakukan, kecil kemungkinan untuk bisa tertular. Selain itu penggunaan handsanitizer dan cuci tangan dengan sabun juga harus dilakukan sebagai antisipasi jika droplet menempel pada permukaan benda.

Exit mobile version