Pemerintah Kabupaten Rembang

Inovasi Aerator Hybrid System Raih Juara Pertama Krenova 2024 Kategori Umum

Inovasi Aerator Hybrid System (Ahens) berhasil meraih juara pertama dalam kategori umum pada ajang Kreativitas dan Inovasi (Krenova) 2024 tingkat Kabupaten Rembang. Inovasi ini diikuti oleh inovasi Smart Riven: Sistem Pemantauan dan Pengelolaan Sampah Sungai Cerdas yang meraih juara kedua, serta inovasi Optimalisasi Hasil Limbah Pertanian Tembakau yang menempati posisi ketiga.

Dalam kategori pelajar, juara pertama diraih oleh SMPN 2 Rembang dengan inovasi Edible Spoon “SENTUL” (Sendok Bekatul). Juara kedua diraih oleh SMK Avicena Lasem dengan inovasi TERAKIES (Upaya preventif mengurangi masalah anemia pada ibu hamil), dan juara ketiga oleh SMAN 1 Rembang dengan inovasi BISPELOR (Biskuit dari ikan petek dan daun kelor sebagai alternatif untuk mencegah stunting).

Untuk kategori instansi pemerintah, juara pertama diraih oleh Dindukcapil dengan inovasi SIPENDUKONLINE (Sistem Informasi Pelayanan Adminduk Online). Juara kedua diraih oleh Kelurahan Leteh dengan inovasi CHANTIKA (Chat Assistant Kopi Lelet Mantap), dan juara ketiga oleh Puskesmas Pencur dengan inovasi SI PACAR TB (Sistem Peningkatan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien TB Paru Dengan Layanan Chat Alarm Tepat Minum Obat dan Komunikasi Online).

Penghargaan diserahkan langsung oleh Bupati Rembang, Abdul Hafidz, beserta jajarannya dalam acara Rembang Innovation Award 2024 yang digelar di Pendopo Museum Kartini, Rabu (24/7).

Abdul Kholiq, peraih juara pertama kategori umum dengan inovasi Aerator Hybrid System, menjelaskan bahwa inovasi ini merupakan alat pembuat gelembung oksigen berbasis solar photovoltaic dan savonious wind turbine yang terintegrasi dengan smartphone android dan terkoneksi dengan jaringan internet. “Inovasi ini kami buat setelah melihat potensi besar dalam budidaya tambak di Rembang,” ujarnya.

Berdasarkan data BPS Rembang tahun 2023, luas areal tambak di Kabupaten Rembang mencapai 2.396 hektar dengan nilai produktivitas sektor budidaya sekitar Rp. 331 miliar. “Dengan potensi sebesar itu, diperlukan dukungan teknologi untuk meningkatkan produktivitas. Banyak faktor yang membuat produktivitas pembudidaya tambak kurang maksimal, termasuk penyakit dan peralatan yang masih konvensional,” tambah Abdul Kholiq.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Rembang, Afan Martadi, mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah mendorong tumbuh dan berkembangnya inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan hingga tataran desa dan masyarakat. “Rembang Innovation Award memberikan penghargaan kepada penyelenggara pemerintahan dan masyarakat yang berhasil menerapkan kreativitas dan inovasi yang bermanfaat bagi publik,” jelasnya.

Bupati Rembang, Abdul Hafidz, mengapresiasi lahirnya berbagai inovasi dari pemerintahan maupun masyarakat umum tahun ini. “Kegiatan Krenova ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pengukuran dan penilaian indeks inovasi daerah. Inovasi dan kreasi ini harus berdampak positif bagi kepentingan masyarakat,” pungkasnya. (re/rd/kominfo)

Exit mobile version