Pemerintah Kabupaten Rembang

Intervensi Gizi di Rembang: Ribuan Balita dan Ibu Hamil Terlibat  Program PMT

Nala didampingi sang Ibu, Angela sedang mengikuti pengukuran tinggi badan di balai desa Sumberjo Kecamatan Rembang sebelum menerima PMT
Nala didampingi sang Ibu, Angela sedang mengikuti pengukuran tinggi badan di balai desa Sumberjo Kecamatan Rembang sebelum menerima PMT

Ribuan balita dan ratusan ibu hamil di Kabupaten Rembang tengah menerima intervensi gizi berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk mencegah terjadinya kasus stunting baru. Salah satu penerima manfaatnya adalah Nala, balita berusia 2 tahun 4 bulan, putri dari Angela Herti.

Angela dan Nala hadir di Balai Desa Sumberjo, Kecamatan Rembang, pada Senin (24/6/2024), bersama anak-anak lainnya. Nala tampak antusias mengikuti kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan, dan pengukuran antropometri.

Sesi pengukuran berat badan balita yang menjadi sasaran intervensi gizi Dinas Kesehatan Rembang di balai Desa Sumberjo

Nala mengikuti tahapan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala, pengukuran lingkar lengan (LiLA)atas serta edukasi gizi. Setelah itu, Nala menerima makanan yang disediakan tim untuk penambahan asupan gizi.

Berat badan Nala stagnan di 9 kilogram selama dua bulan terakhir, Angela menjelaskan bahwa putrinya mengalami kesulitan naik berat badan karena sering sakit. “Bulan lalu berat badannya sempat naik 1 kg lebih, tapi karena sakit panas, batuk, pilek, jadi turun lagi. Kalau makannya gampang, tapi kalau sakit berat badannya turun lagi,” ungkap Angela.

Oleh karena itu, Nala akan menerima makanan dari program PMT Pemulihan secara gratis setiap hari selama 14 hari, mulai 21 Juni 2024. Menunya bervariasi sesuai petunjuk teknis dari Dinas Kesehatan. Harapannya, Nala bisa mengejar berat badan idealnya dan tidak menjadi stunting.

Menurut Angela, program PMT sangat membantu dalam pemenuhan asupan gizi anak, terutama karena makanannya berupa cemilan yang menarik bagi anak-anak. “Kalau PMT ini bagus ya, apalagi bentuknya cemilan. Biasanya kalau anak nggak doyan makan, dia lebih tertarik dengan cemilan apapun bentuknya,” tambahnya.

Program PMT ini dilaksanakan oleh Tim Pelaksana di setiap Desa yang terdiri dari empat orang, antara lain Kader PKK dalam TPK (sebagai bendahara, penyedia dan distributor PMT), Kader PPKBD dalam TPK (sebagai koordinator edukasi gizi, distributor dan pemantauan PMT), Kader Pembangunan Manusia (sebagai koordinator pengelolaan data, distributor dan pemantauan PMT), serta Kader Telponi/Kader Posyandu (sebagai koordinator distribusi PMT dan pemantauan)
Sebelum PMT dibagikan, tim pelaksana PMT berbelanja bahan-bahan dan memasak di pagi hari, kemudian membagikan PMT di siang hari.

Dian Anggraini, anggota Tim Pendamping Keluarga (TPK) Desa Sumberjo, mengatakan menu kali ini adalah perkedel ayam dan muffin telur. Makanan tersebut diperuntukkan bagi 46 anak balita dengan berat badan kurang dan ibu hamil dengan Kurang Energi Kronis (KEK). “Yang untuk anak stunting dan gizi buruk menunggu jadwal dari puskesmas. Total 55 anak jika ditambahkan dengan anak yang berat badannya tidak naik,” ujarnya.

Dian menambahkan, periode pemberian PMT bervariasi: 14 hari untuk balita yang berat badannya tidak naik, 30 hari untuk balita berat badan kurang, 56-60 hari untuk anak gizi kurang, serta 120 hari untuk ibu hamil KEK.

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang menunjukkan bahwa program PMT tahun ini bersumber dana Bantuan Keuangan dari Provinsi Jateng dan BOK Puskesmas dengan total sasaran 8.914 balita dan 1.353 ibu hamil.

Hasil PMT Tahun 2023 dari total 2.232 balita sasaran, 69,13% berhasil mengalami kenaikan berat badan rata-rata 0,48 kg, dan 40,96% balita mengalami peningkatan tinggi badan rata-rata 1,26 cm. Selain itu, 58,01% dari 1.815 balita dengan gizi kurang berhasil meningkatkan status gizinya menjadi baik setelah mendapatkan makanan tambahan. (Mif/Rud/Kominfo)

Exit mobile version