Setelah sempat ditutup akibat merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak, operasional Pasar Hewan Pamotan dan Kragan di Kabupaten Rembang kini kembali dibuka. Kedua pasar tersebut mulai beroperasi sejak pekan lalu menyusul turunnya jumlah kasus PMK di daerah ini.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang menutup pasar hewan untuk mencegah penyebaran PMK. Penutupan dilakukan secara bertahap, dimulai dari Pasar Hewan Kragan pada 25 Januari, diikuti oleh Pasar Hewan Pamotan pada 28 Januari.
Kabar dibukanya kembali pasar hewan ini disambut baik oleh para peternak dan pedagang ternak yang sebelumnya terdampak pembatasan lalu lintas hewan. Mereka kini bisa kembali menjalankan aktivitas jual beli secara normal.
Sejumlah pedagang ternak optimistis dengan kondisi ini, terutama menjelang Ramadan, saat permintaan hewan ternak biasanya meningkat. Salah satu pedagang dari Desa Weton, Kecamatan Rembang, Chabib Dwi Prayoga, menyampaikan rasa syukurnya atas dibukanya kembali pasar hewan.
“Alhamdulillah, pasar hewan sudah mulai dibuka lagi. Biasanya di bulan Ramadan, pasar hewan sepi di minggu pertama dan kedua. Tapi setelah itu, menjelang Lebaran, akan ramai kembali. Semoga ini menjadi pembelajaran kita bersama setelah adanya PMK,” ujar Chabib.
Meski sudah kembali beroperasi, aktivitas di pasar hewan belum sepenuhnya pulih. Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dindagkop UKM) Kabupaten Rembang, Mahfudz, mengungkapkan bahwa jumlah pedagang yang berjualan masih terbatas.
“Pada pekan pertama pembukaan, jumlah pedagang ternak di Pasar Hewan Pamotan masih sekitar 50 persen dari kapasitas normal, sedangkan di Pasar Hewan Kragan baru sekitar 30 persen,” jelasnya.
Menurut Mahfudz, kondisi Pasar Hewan Kragan memang relatif lebih sepi karena lebih banyak digunakan oleh pedagang lokal. Meski demikian, pihaknya optimistis jumlah pedagang dan pembeli akan terus meningkat seiring membaiknya situasi.
Pemkab Rembang tetap melakukan evaluasi terhadap penyebaran PMK meskipun pasar hewan telah kembali dibuka. Evaluasi ini dilakukan setiap dua kali pasaran untuk memastikan tidak ada lonjakan kasus yang dapat membahayakan kesehatan ternak dan kelangsungan pasar hewan.
Mahfudz berharap kondisi yang semakin membaik dapat membantu peternak dan pedagang bangkit dari masa sulit akibat PMK. Dengan demikian, roda perekonomian masyarakat, terutama di sektor peternakan, bisa segera pulih dan berkembang.
“Semoga perdagangan hewan ternak, baik besar maupun kecil, di Kabupaten Rembang bisa berjalan lancar. Kami juga berharap pasar hewan kembali beroperasi normal sehingga perekonomian masyarakat dapat meningkat,” tutup Mahfudz. (re/rd/kominfo)