Medik Veteriner yang berdinas di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) dari sejumlah Provinsi belajar bagaimana melakukan operasi bedah sesar pada sapi bunting di kandang milik Drh. Ahyuni Indahwati desa Kedungrejo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang, Kamis (30/9/2021).
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan Training Of Trainer (TOT) para Dokter Hewan terkait gangguan reproduksi hewan khususnya sapi yang telah berlangsung sejak 27 September kemarin. Dua hari berupa penyampaian materi teori dan dua hari praktek lapangan.
TOT di Rembang ini digagas oleh Direktorat Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian RI. Sebanyak 22 dokter hewan tercatat sebagai peserta, mereka berasal Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Bali, Sumatra, NTB dan NTT.
Sub Koordinator Kelembagaan Kesehatan Hewan Direktorat Kesehatan Hewan, Dian Lely Ariwati mengatakan TOT itu diharapkan menjadi solusi permasalahan gangguan reproduksi bagi ternak sapi di Indonesia. Di sisi lain peningkatan kapasitas tenaga kesehatan hewan di Puskeswan ini menurutnya sangat penting agar petugas memiliki daya saing dibanding praktisi swasta.
“Salah satunya karena populasi sapi di Rembang banyak, nomor empat di Jawa Tengah. Jadi peserta bisa lebih banyak melakukan praktek lapangan, banyak sapi yang bisa dilakukan pemeriksaan status reproduksi dan apabila ditemukan gangguan dapat dilakukan penanganan, ” ungkapnya.
Usai TOT ini, pihaknya akan melakukan monitoring dan evaluasi kepada setiap medik veteriner yang menjadi peserta, bagaimana penerapan ilmunya di wilayahnya masing-masing. Harapannya mereka yang mengikuti TOT juga bisa menularkan ilmunya ke medik veteriner yang lain, utamanya mereka yang belum berkesempatan ikut pelatihan.
Pada praktek kali ini, Heru menjelaskan materi bedah sesar ini melakukan proses kelahiran anak sapi melalui bedah sesar pada perut bagian samping. Dokter Hewan harus menguasai cara bedah sesar yang benar dan cepat.
“Yang terpenting operasi sesar ini dilakukan dengan cepat , jangan terlambat.”
Secara terpisah Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang Agus Iwan Haswanto mengungkapkan penunjukkan Rembang sebagai tempat pelaksanaan TOT merupakan momentum untuk terus meningkatkan kualitas reproduksi sapi Peranakan Ongole (PO).
“Mengingat Rembang merupakan kota penghasil sapi PO indukan nomor 4 se Jawa Tengah dengan populasi 130 ribuan ekor, ” pungkasnya. (Mif/Rud)