Keributan antara ratusan orang dengan aparat kepolisian pecah di ruas jalan Kartini Rembang kota. Ratusan pendemo itu bahkan sampai anarkis ke aparat.
Keributan itu berawal dari dua pelaku penyebar berita hoax ditangkap oleh pihak kepolisian. Berita bohong yang disebarkan yaitu tentang kecurangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Pemilu.
Kemudian ada warga yang protes saat di Tempat Pemungutan Suara (TPS) hingga memicu kerusuhan. Berawal dari satu orang berbuntut protes ratusan orang.
Sempat ditenangkan oleh petugas gabungan dari Kepolisian, TNI dan Satpol PP. Namun massa semakin anarkis.
Hingga akhirnya petugas bertameng dan kendaraan water canon pun berusaha membubarkan massa. Semprotan air dengan deras mampu mengurai massa dan memukul mundur massa yang berusaha masuk ke kantor KPU Kabupaten Rembang dan pada akhirnya keributan dapat diredam.
Apa yang terjadi semua itu hanyalah suatu simulasi penanganan kerusuhan pada ajang Pemilu 2024. Kegiatan itu digelar dengan tujuan baik untuk keamanan dan kelancaran Pemilu 2024.
Usai kegiatan Kapolres Rembang AKBP Suryadi mengatakan kegiatan simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) ini bertujuan untuk kesiapan pengamanan terhadap hal- hal yang tidak diinginkan selama Pemilu. Tahapan pengamanan juga dimulai dari pendekatan persuasif, tidak mendahulukan kekerasan.
” Pamsiskota ini juga menunjukkan kepada masyarakat bahwa jajaran kepolisian bersama pihak- pihak terkait siap untuk menangani hal- hal yang tidak diinginkan selama Pemilu. Kami bersama TNI dan pihak terkait lainnya siap, ” ungkapnya.
Sementara itu Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’ yang berkesempatan menyaksikan simulasi Sispamkota mengungkapkan bahwa kegiatan ini bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
“Kegiatan ini memberikan rasa nyaman dan aman bagi masyarakat. Bahwa kita siap menghadapi situasi apapun , seperti yang diperagakan kawan- kawan polri dan TNI, ” pungkasnya.
Namun demikian Wabup berharap kerusuhan tidak sampai terjadi saat Pemilu mendatang. Ia meyakini masyarakat saat ini sudah semakin dewasa dalam memahami proses berdemokrasi. (Mif/Rud/Kominfo)