Pemerintah Kabupaten Rembang

KH.Anwar Zahid : Jangan Mudah Percaya Dengan Orang Ngaku Ulama Bahkan Nabi

Pemerintah Kabupaten Rembang untuk yang kesekian kalinya menggelar “Rembang Bersholawat”. Sabtu malam (15/12/2018) dihalaman kantor Setda Rembang , Rembang Bersholawat menghadirkan Habib Muhammad Syarif Alhabsyi dari Solo, KH Anwar Zahid dari Bojonegoro.

Bupati Rembang H Abdul Hafidz, bersama Wakil Bupati Rembang H Bayu Andriyanto dan sejumlah pejabat nampak hadir dalam acara tersebut. Meski diguyur hujan sejak shalawatan berlangsung, tak menyurutkan semangat masyarakat untuk hadir dalam acara tersebut. Tak sedikit warga yang tetap bertahan ditengah rintikan hujan sampai acara tersebut selesai.

Dalam kesempatan itu KH Anwar Zahid mengingatkan masyarakat di Kabupaten Rembang agar tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang baru terutama munculnya berbagai macam aliran – aliran agama dan kepercayaan belakangan ini. Terlebih kepada orang yang mengaku-ngaku sebagai ulama, kyai, atau wali, dan bahkan Nabi.

Ulama kelahiran Bojonegoro itu mengajak masyarakat untuk berfikir cerdas, tidak terperdaya dengan penampilan orang yang mengenakan sorban dan berjubah. Terlebih jika mengaku ulama, ternyata sering membuat keributan dan hasut, patut untuk ditinggalkan.

“Jangan karena sorbannya besar, langsung disebut sebagai ulama. Mengko bapakmu arep ngedos, sirahe diubel-ubel, yo dianggep ulama. Emas itu umumnya berwarna kuning, tapi nggak setiap yang berwarna kuning itu emas. Lha kalau pagi – pagi itu ke WC, apa iya dianggap emas. Begitu pula ulama, umumnya pakai surban, tapi nggak setiap yang bersurban adalah ulama,“ bebernya.

Anwar Zahid kemudian mengingatkan rentetan kejadian yang ada di Indonesia, ada beberapa kasus orang mengaku sebagai Nabi. Mulai kisah Ahmad Musaddeq yang profesi aslinya guru olahraga, kemudian Suyuti seorang tukang cukur di Bandung,. Ada pula nama Tugimin, mengaku menjadi nabi pada agama yang diklaim bernama Jawa – Sunda (Jasun). Masyarakat juga sempat dihebohkan oleh Lia Eden, mengklaim jelmaan Malaikat Jibril. Mereka akhirnya diproses secara hukum, karena dianggap sesat dan menyesatkan.

“Musaddeq ngaku dapat wahyu di Bogor. Lha sakiki laopo malaikat kok tekan Bogor, opo arep ne Puncak. Lia Aminudin kok ngaku malaikat Jibril, mosok malaikat menstruasi. Yang di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, terdapat nama agama baru Jawa – Sunda, nabinya bernama Tugimin. Jadi kiai saja namanya gak pantes blas. Di Indonesia sudah terlalu banyak yang ngaku nabi. Setelah Nabi Muhammad SAW, nggak ada nabi lagi,“ pungkasnya.

Exit mobile version