Kemeriahan terdengar dari pendapa museum RA Kartini pada Kamis (12/4/2023). Ternyata puluhan kelompok dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sedang adu kebolehan menari orek- orek, tarian asli dari kabupaten Rembang dengan kreasinya masing- masing.
Peserta bukan penari , bahkan banyak dari mereka belum pernah menari. Hal itu membuat lomba ini berbeda dan berjalan meriah.
Tak jarang aksi keren dan lucu terlihat di depan area lomba memantik tawa dan tepuk tangan dari penonton. Bahkan usai menari ada beberapa yang mendapatkan “saweran” dari Kepala OPD sebagai apresiasi perjuangan selama beberapa hari telah berlatih dan tampil di di hari perlombaan.
Salah satu peserta lomba tari orek- orek dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, Agung Nugroho mengaku baru tahu tarian orek- orek menjelang peringatan Hari Kartini ini. Terlebih dirinya asli Kudus dan baru saja bertugas di Rembang sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
“Kaget, was- was dan deg- degan juga karena tadi dilihat langsung oleh ibu Bupati dan ibu wakil bupati. Baru tau juga tari orek- orek saya kan asli kudus, latihan 5 kali pertemuan, ternyata Rembang tradisinya luar biasa,” ungkapnya.
Sasa peserta dari Sekretariat Daerah (Setda) mengaku senang bisa ikut memeriahkan dan melestarikan seni budaya dari Rembang. Hanya 5 hari latihan bersama rekan lainnya menjadi pengalaman pertama baginya.
“Alhamdulillah juga tadi dapat bunga sosial dari Bu Hasiroh Hafidz. Kita tidak mentargetkan juara, itung- itung kita senang, memeriahkan ,itung- itung menambah pengalaman tapi kalau juara ya alhamdulillah sekali.”
Hasiroh Hafidz Ketua TP PKK Kabupaten Rembang yang menyaksikan dari awal sampai akhir lomba mengaku senang melihat aksi para peserta. Kegiatan ini sebagai salah satu cara melestarikan seni budaya.
“Tidak apa- apa (menarinya ada yang kaku-red) yang penting ikut mangayubagyo dalam rangka memperingati hari kartini ke 144. Semua harus senang , bahagia untuk menyambut hari kelahiran ibu kartini, karena telah memperjuangkan emansipasi wanita,” tuturnya.
Baginya menonton lomba tarian tradisional juga mengingatkannya sewaktu masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) yang juga suka menari. Maka tak heran istri dari Bupati Rembang ini terlihat menikmati dan memberikan tepuk tangan atas setiap penampilan peserta. (Mif/Rud/Kominfo)