Madrasah Aliyah (MA) YSPIS, Desa Gandrirojo, Kecamatan Sedan, Rabu (7/6/2023) mewisuda 209 siswanya. Dalam kesempatan itu Bupati Rembang, Abdul Hafidz hadir secara langsung dan memberikan pengarahan.
Bupati Hafidz menyampaikan terimakasih kepada MA YSPIS dan para guru , karena selain mengajarkan ilmu umum, juga mengajarkan ilmu agama. Sehingga bisa memperkokoh pondasi dalam mengarungi masa depan.
Ucapan selamat kepada anak didik yang telah diwisuda juga disampaikan Bupati karena telah menyelesaikan pendidikan selama 3 tahun. Selain itu rasa terimakasih juga disampaikan kepada wali murid yang juga telah memberikan andil besar dalam pendidikan sang anak.
“Kalau wali murid tentu mendorong , mengawasi anaknya, tidak hanya diserahkan begitu saja kepada sekolah. Karena keterbatasan guru dalam mengawasi ribuan anak didik, wali murid mengawasi anaknya di luar dan dalam sekolahnya, ” tuturnya.
Bupati menjelaskan wali murid berhak mengawasi anaknya selama sekolah. Orang tua berhak mengetahui progres pembelajaran anaknya di sekolah.
Lebih lanjut, Bupati tak menyia- nyiakan waktu untuk memberikan informasi tentang program beasiswa bagi siswa berprestasi dari keluarga yang tidak mampu secara ekonomi. Tak hanya akademik, siswa yang menorehkan prestasi perlombaan di tingkat provinsi dan nasional juga masuk
salah satu kriteria penerima beasiswa ke perguruan tinggi.
“Bagi yang nanti diterima di perguruan tinggi di manapun, di UGM, UNNES, UIN, di UI segera memberikan informasi kepada dinas pendidikan atau permohonan untuk diberi beasiswa. Ini saya berikan kebutuhan hidup, kebutuhan kuliah, transportasi sampai yang terakhir ada biaya rekreasi, Intinya orang tua tidak mengeluarkan biaya, “terangnya.
Saat ini beasiswa dapat diberikan mereka yang kuliah perguruan tinggi negeri di wilayah pulau Jawa. Sedangkan untuk yang kuliah di perguruan tinggi swasta khusus yang ada di kabupaten Rembang.
Kebijakan beasiswa itu dijelaskan Abdul Hafidz agar semua warga Rembang baik yang mampu dan tidak mampu secara ekonomi sama- sama memiliki peluang untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pasalnya tahun 2016 lalu dari pengamatannya anak didik di sekolah pinggiran , nilainya di bawah rata- rata.
“Diteliti penyebabnya karena ketidak mampuan keuangan orang tua, sehingga mereka dan anaknya putus asa, tidak perlu belajar sungguh- sungguh. Sehingga program beasiswa ini bisa memacu semangat orang tua dan anak didik untuk semangat belajar, ” tandasnya. (Mif/Rud/Kominfo)