Pemerintah Kabupaten Rembang menggelar malam tirakatan dalam rangka peringatan Hari Jadi ke 280 Kabupaten Rembang, Senin (26/7/2021) di Pendopo Kompleks Museum RA Kartini Rembang. Acara yang telah menjadi tradisi ini dihadiri Bupati Rembang H Abdul Hafidz secara Virtual mengingat situsi masih pandemi covid-19.
Malam tirakatan ini adalah wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa saat ini Rembang telah melampui usia ke 280 tahun. Acara berlangsung singkat dengan tahlil dan do’a dengan harapan Kabupaten Rembang semakin maju, dan wabah Covid-19 segera berlalu.
Dalam kesempatan itu Dwi Purwanto Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Rembang mengatakan, sektor pariwisata yang paling merasakan dampaknya. Karena seluruh aktivitas kebudayaan dan pariwisata harus berhenti sementara untuk mencegah agar wabah Covid tidak semakin menyebar secara masif.
Selain itu, tambah Dwi, biro perjalanan macet, dan omset penjualan oleh-oleh dan kerajinan khas Rembang untuk dikirim keluar kota juga menurun drastis.
“Tahun 2021 ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, melibatkan masyarakat, dan sangat meriah. Ada kirap pataka dan ada pegelaran wayang kulit dan sebagainya. Namun tahun ini, sektor pariwisata paling merasakan dampaknya,” bebernya.
Bupati Rembang H Abdul Hafidz pada kesempatan itu mengajak agar masyarakat terus bangkit tidak mudah menyerah ditengah berlangsungnya pandemic Covid-19. Ia berpesan agar masyarakat tidak mudah terkena provokasi, karena pandemi merupakan takdir yang harus dijalani.
“Kita harus sabar dan bangkit, karena pembatasan itu bukan untuk menghalangi, mempersulit, lain dari pada itu semua aturan pembatasan yang dikeluarkan oleh pemerintah ialah menjaga masyarakat bangsa dan negara,” jelasnya.
Dibalik pandemi, menurut Bupati Hafidz ada hikmah yang bisa diambil. Yaitu mengajarkan masyarakat hidup bersih, disiplin dan hidup sederhana. Karena ditengah pembatasan, masyarakat harus mampu mengelola diri dan keuangan agar kesehatan, dan ekonomi tetap berjalan.
Konsekuensi dari penerapan kebijakan pembatasan ialah, pemerintah pusat melalui pemerintah daerah memberikan pengamanan jejaring sosial, baik melalui BPNT, PKH, Dana Desa ini merupakan kebijakan pemerintah atas pembatasan.
Acara tirakatan ditutup dengan tahlil dan do’a bersama yang dipimpin oleh KH Syarofudin Ismail Qoimas, yang merupakan salah satu pengasuh pondok pesantren Raudlatut Tholibien yang berlokasi di Kelurahan Leteh Rembang.