Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah menggelar sarasehan permuseuman dan kepurbakalaan dengan tema Kota Lasem Menuju Kota Pusaka di hotel Fave Rembang,Kamis (23/3/2017). Mulai SKPD terkait akademisi, guru MGMP sejarah, budayawan, hingga pegiat cagar budaya mengikuti kegiatan yang digelar selama dua hari itu.
Wakil Bupati Rembang,Bayu Andriyanto,SE saat membuka kegiatan sarasehan mengapresiasi agenda dari pemprov tersebut. Hal itu sejalan dengan komitmen pemkab dalam mengembangkan sektor pariwisata. Bahkan kegiatan diskusi membahas Lasem Kota Pusaka juga sebelumnya pernah dilakukan oleh Pemkab dan stakeholder terkait hingga pukul 01.00 WIB.
Rembang memiliki potensi wisata, peninggalan kuno berupa bangunan dan budaya yang luar biasa,terlebih Lasem. Lasem memiliki wisata budaya,religi dan alam, namun yang lebih unik adalah wisata toleransi masyarakatnya.
“Semua agama dan etnis menyatu hidup rukun di sana,bahkan ada pondok pesantren yang sebagian bangunannya berbentuk bangunan pecinan. Itu peninggalan sejarah yang harus dilestarikan dan tinggal kita kembangkan seperti apa,yang terpenting sesuai aturan dan asas manfaat,”ujarnya.
Untuk melestarikan cagar budaya menurutnya harus ada komitmen bersama dari semua pihak. Masyarakat harus ikut andil,tidak hanya mengandalkan upaya pemkab saja dan yang tak kalah penting tidak muncul ego sektoral.
Ia berharap sarasehan tersebut bisa memberikan jalan yang lebih dekat menuju impian bersama Lasem Sebagai Kota Pusaka. Semua pihak yang peduli dan hadir saat ini mengetahui apa yang akan dilakukan sesuai perannya masing-masing.
Sementara itu Kasi Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Dra. Istiyarti ,MPd menjelaskan sarasehan tersebut menjadi media bersama untuk mendiskusikan bagaimana proses dan apa saja yang harus dipenuhi jika Lasem menjadi kota pusaka. Para tamu undangan yang hadir bisa saling bertanya dan memberikan masukan untuk keberhasilan Lasem.
“Keberhasilan Lasem sebagai kota pusaka ini bergantung kepada pemerintah setempat dan masyarakatnya. Jika pendukung,pegiat dan pemilik cagar budaya aktif maka akan berhasil.”
Selama dua hari peserta mendiskusikan lima hal atau materi yang dibawakan oleh narasumber. Diantaranya materi kebijakan pengelolaan dan pelestarian cagar budaya dan permuseuman oleh Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI Dr.Harry Widianto, Out standing universal value Kota Lasem menuju kota pusaka Dr. Daud Aris Tanudirjo dari UGM. Kemudian Drs. Edy Winarno,M.Pd M.Hum Dosen STAIN Semarang yang juga menjabat sebagai Plt. Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Rembang memberikan materi tentang Multikulture Kota Lasem sebagai Kota Pusaka, Kebijakan pengelolaan dan pelestarian cagar budaya kabupaten Rembang oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rembang Ir.Dwi Purwanto dan materi tantangan pengelolaan dan pelestarian cagar budaya Kota Lasem oleh Suprayogo Fokmas.