Pemerintah Kabupaten Rembang

Melihat Kegigihan Ummi Hanik, Difabel Pembuat Keset dari Perca

Di pagi hari yang disertai gerimis pada Senin (7/2/2022) , tim Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kabupaten Rembang mengikuti Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’ menyambangi rumah Ummi Hanik , penyandang disabilitas yang memproduksi keset dari kain perca.

Di rumahnya yang sederhana dengan tegel atau keramik jaman dulu dan atap yang mulai bocor kami pun menjumpai Ummi Hanik tengah menjahit keset dengan mesin jahit bantuan dari Loka Bina Karya (LBK) , salah satu sarana pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial tahun 1993. Saat kami datang, Ibu yang lahir di tahun 1978 itu pun menghentikan aktivitas menjahitnya kemudian menyambut kami dengan hangat.

Dalam perbincangan hangat antara Wakil Bupati dan Ummi Hanik, membuat kami mengetahui dalam kondisi apapun semangat hidup dan berkarya harus tetap tinggi.

Bagaimana tidak, Istri dari Moh Irvan itupun menceritakan awal mula dirinya bisa membuat keset dari kain perca. Sebelum membuat keset, Ummi membuat telur asin, namun karena ada kendala akhirnya berhenti.

“Saya dulu bikin telur asin, habis itu bahannya nggak ada, telurnya nggak ada. Akhirnya saya bertekad membuat keset, ” katanya.

Kemauannya untuk bisa membuat keset muncul setelah mendapatkan bantuan mesin jahit. Ummi pun mencari tahu bagaimana cara membuat keset dari kain perca ke tetangga.

Setelah mengetahui teknik dasar pembuatan keset dari kain perca, perempuan yang suaminya bekerja sebagai kuli bangunan di Gresik inipun mencoba membuatnya sendiri. Alhasil, satu keset yang dibuat menghabiskan banyak jarum.

Namun dengan kegigihannya, Iapun terus mencoba. Sampai akhirnya menemukan kunci bagaimana memproduksi keset kain perca yang bagus dan rapi.

“Pertama kali saya menghabiskan jarum satu bungkus, terus hari demi hari saya latihan terus dan akhirnya bisa membuat keset lebih bagus. Caranya harus sabar dan percanya diterapkan satu persatu, jarumnya tidak putus dan rapi, ” tuturnya.

Saat ditanya dari mana memperoleh kain perca bahan dari keset yang dibuatnya, Ibu dari Nurusyifa’ dan Moh. Maftuhun Ni’am itu menuturkan didapatnya dari sejumlah penjahit dari berbagai tempat seperti Sarang, Kragan, Sedan bahkan ada dari Jatirogo Kabupaten Tuban Jawa Timur.

“Satu karung kain perca kami beli Rp. 50 ribu. Saya dibantu kakak ini Ainal Yaqin yang mengambil kain perca di tailor- tailor (penjahit-red) ” imbuh perempuan yang pernah membuat telur asin sebelum akhirnya memproduksi keset.

Setelah berhasil membuat keset dengan kualitas bagus, Ibu berusia 43 tahun itupun
Mulai memasarkan keset hasil tangannya ke berbagai tempat. Semangat dan kegigihannya kembali terbukti, karena pemasarannya dilakoni dari sepeda ontel miliknya, bukan dari sepeda motor bermesin yang tinggal “muntir” gas.

“Cara penjualannya saya ngontel (bersepeda ) dari kampung ke kampung.

Seiring berjalannya waktu, Insan Bertalenta Khusus yang tinggal di RT 2 RW 4 Desa Sale itu menambah jenis produknya. Selain keset, Dia juga membuat produk dengan bentuk bulat dan ukuran kecil yang bisa digunakan sebagai tatakan piring atau panci dan gelas.

Satu keset hasil karyanya dijual dengan harga Rp.30 ribu. Sedangkan ukuran sedang yang bisa digunakan sebagai tatakan piring dibandrol Rp.7 ribu dan Rp. 5 ribu untuk produk tatakan gelas.

Dalam sehari Ummi bisa memproduksi dua keset. Rata- rata satu bulan , Wanita lulusan MTS Negeri Sale yang sekarang menjadi MTS Negeri 5 Rembang itu menyebut mampu menjual 10 sampai 20 keset.

Penghasilannya dari berjualan keset digunakannya membantu memenuhi kebutuhan keluarganya.

Semangatnya kembali membuat kami terinspirasi , ketika kami lontarkan pertanyaan apa ada kesulitan atau kendala yang dihadapi selama menekuni usaha keset. Pasalnya dengan cepat Ummi menjawabnya tidak ada kendala.

“Kayaknya nggak ada, biasa saja, ” pungkasnya.

Dia berharap keinginan Gus Hanies menghubungkannya dengan Komisi Nasional Disabilitas (KND) dan Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM dapat memberikan dampak positif bagi usaha yang ditekuninya selama puluhan tahun itu. (Mif/Rud/Kominfo)

Exit mobile version