Pemerintah Kabupaten Rembang

Menguntungkan, Rumput Raja Mulai Dibudidayakan di Rembang

Rumput Raja mulai dibudidayakan di Kabupaten Rembang. PT.Semen Gresik memulainya di tiga desa diantaranya Desa Kadiwono Kecamatan Bulu, Desa Timbrangan dan Desa Pasucen Kecamatan Gunem.

Dari tiga desa yang menjadi percontohan itu setidaknya mencapai 14,7 hektare lahan yang akan ditanami rumput raja. Dari tahun ke tahun selalu bertambah hingga targetnya di tahun 2018, bakal terdapat 51 hektare yang tertanami rumput raja.

Saiful Amin, Biro Pemeliharaan PT Semen Gresik di Rembang saat launching display pilot project rumput raja di area pembibitan KPH Mantingan, Rabu (18/10/2017) sore mengungkapkan penanaman rumput raja diharapkan membawa banyak manfaat baik dari sektor peternakan, pertanian hingga industrial. Daun dari rumput raja bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, kotorannya dapat dimanfaatkan untuk Biogas dan batangnya untuk bahan bioetanol.
Disisi lain, ampas dari rumput raja yang telah mengering bisa digunakan untuk bahan Biomass yang bermanfaat dalam segi industrial.

“Ada tiga manfaat yang kita dapat dari rumput raja ini. Biogas dan Bioetanol yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari warga. Sedangkan Biomass bisa kami gunakan sebagai bahan baku oprasional pengganti batu bara yang lebih ramah dan murah,” terangnya.

Ia menyebutkan untuk menanam satu hektar rumput raja hanya membutuhkan dana Rp 3 juta. Sedangkan, masa pertumbuhan rumput raja bisa mencapai 7 tahun. Sedangkan harga jual ampas kepada PT Semen Gresik dihargai Rp 300 ribu per ton.

“Itu harga jual baru ampasnya saja, sedangkan daunnya, warga sudah tidak perlu bingung lagi cari pakan ternak selama tujuh tahun, karena selama pertumbuhan itu, daun akan terus tumbuh,” imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Rembang H. Abdul Hafidz mengapresiasi rencana pengalihan lahan tanam menjadi media tanam rumput raja. Ia menyebutkan, sudah saatnya penggunaan batu bara bisa digantikan dengan sumber energi lain yang terbarukan

Semua pra syarat menurutnya sudah ada, mulai KPH Mantingan yang menyediakan lahannya, LMLH tenaga menanamnya, pihak desa melalui BUMDes nya bisa mengambil keuntungan dan Pemkab dalam hal ini siap melakukan pendampingan melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Tinggal nantinya pihak SI mendirikan pabrik etanolnya, kalau sudah berdiiri pabrik etanolnya maka keberhasilan sudah 90 persen.

“Nanti 2018 tinggal pihak semen serius mulai mendirikan pabrik etanolnya, semen bisa memanfaatkan dari sampahnya, etanolnya kan juga untuk memancing api supaya keras jadi tidak terlalu banyak menggunakan batu bara. Jadi kebutuhannya semen terpenuhi, perhutani juga terpenuhi dan pemkab alhamdulillah karena rakyatnya makmur,” tandasnya. (Mcs)

Exit mobile version