Pemerintah Kabupaten Rembang, menggelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di halaman Kantor Bupati, Senin (30/10/2017).Bupati Rembang H.Abdul Hafidz saat membacakan sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan.
Dalam amanatnya, Menpora mengatakan, Sumpah Pemuda 89 tahun lalu dihadiri pemuda dari lintas suku, etnis, agama dan termasuk dari pulau- pulau terjauh Indonesia. Seperti Muhammad Yamin dari Sawah Lunto, Sumatera Barat, Johannes Leimena dari Ambon, Katjasungkana dari Madura, Lefran Senduk dari Sulawesi, jarak yang begitu jauh mereka justru dapat bertemu dan bahkan berdiskusi, bertukar pikiran, mematangkan gagasan hingga akhirnya mengikat diri dalam komitmen ke Indonesiaan.
Lebih lanjut dia mengatakan, saat itu sarana transportasi masih menghandalkan laut. Selain itu alat komunikasi maskh mengandalkan kantor pos belum ada teknologi semacam handphone.
“Pernahkah kita membayangkan Muhammad Yamin dari Sawah Lunto dan Johannes Leimina dari Ambon bisa bertemu dan seorang Katjasungkana dari Madura, dapat bertemu dengan Lefran Senduk dari Sulawesi. Bukan hanya bertemu tapi mereka berdiskusi, bertukar pikiran, mematangkan gagasan hingga akhirnya mengingat diri dalam komitmen ke Indonesiaan. Padahal jarak antara Sawah Lunto dengan Kota Ambon lebih dari 4.000 kilometer atau setara dengan Kota Jakarta dan Sanghai di China,” ungkap Bupati.
Pada waktu itu alat transportasi sangat terbatas, dibutuhkan waktu berminggu-minggu untuk sampai ke kota tujuan. Selain itu, alat komunikasi masih terbatas dan menghandalkan korespondensi melalui Kantor Pos.
Sedangkan dari sisi perbedaan para pemuda itu, Abdul Hafidz menegaskan bahwa mulai dari Muhammad Yamin sampai Johannes Leimena berbeda agama dan bahasa. Namun itu tidak menghalangi mereka untuk berbuat sesuatu untuk cita- cita besar yang namanya persatuan.
“Belum ketika bicara perbedaan agama dan bahasa, Muhammad Yamin beragama Islam dan berbahasa Melayu, sedangkan Johannes Leimena beragama Protestan dan berbahasa Ambon. Tapi perbedaan itu tidak menjadi halangan dan jarak bagi para pemuda untuk bersatu demi cita-cita besar Indonesia yang disebut dengan berani bersatu,” tuturnya.
Namun saat ini dengan berbagai macam kemudahan yang ada, Bupati menyebut justru bangsa ini lebih sering berselisih paham, mudah sekali terpecah belah. Seharusnya dengan kemajuan tersebut justru intensitas komunikasi lebih banyak tidak ada ruang untuk salah paham.
Menpora dalam sambutannya yang dibacakan Bupati juga mengutip sebuah pernyataan dari Presiden Republik Indonesia pertama, Bung Karno, yang pernah menyampaikan untuk mewarisi api sumpah pemuda jangan mewarisi abunya.Karena dengan mewarisi apinya maka sekarang ini bukan tujuan akhir .
“Jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda, tapi warisilah api Sumpah Pemuda. Kalau sekadar mewarisi abu, saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air. Tapi ini bukan tujuan akhir,” tegasnya.
Sebagai pembantu Presiden yang menangani langsung urusan kepemudaan negeri ini, Imam Nachrowi mengucapkan rasa syukur bahwa di era pemerintahan Presiden Republik Indonesia saat ini, Presiden Joko Widodo telah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pembangunan kepemudaan Indonesia.
Pada bulan Juli 2017 yang lalu, Presiden telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan. Melalui Perpres ini, peta jalan kebangkitan pemuda Indonesia terus digelorakan bersama pemerintah daerah, organisasi kepemudaan dan sektor swasta, bergandengan tangan, bergotong royong melanjutkan api semangat Sumpah Pemuda 1928
Dalam upacara tersebut juga hadir Wakil Bupati Bayu Andriyanto, Komandan Kodim 0720 Rembang Letkol Inf Darmawan Setiady, Wakapolres Kompol Pranandya Subiyakto dan pejabat lainnya. Selain itu unsur dari Mahasiswa Pelajar dan Organisasi Kepemudaan juga nampak hikmat mengikuti upacara dari awal sampai akhir.