Nahdlatul Ulama (NU) selalu memberi kontribusi kepada Kabupaten Rembang. Pengurus PCNU Rembang selalu menjalin kolaborasi, koordinasi dan sinergitas dengan semua pihak, termasuk pemerintah kabupaten.
Hal itu disampaikan Bupati Rembang H. Abdul Hafidz saat memberikan sambutan di acara pelantikan pengurus baru PCNU Rembang, sekaligus Musyawarah Kerja (Musker) I dan workshop ekonomi dengan tema ‘Membumikan Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama’ di Gedung Haji Rembang, Minggu (8/9/2024). Dalam Musker tersebut, KH Achmad Chazim Mabrur mendapat Amanah sebagai Rais Syuriyah PCNU Rembang, KH Muhtar Nur Halim terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Rembang.
Bupati Hafidz yang juga dilantik menjadi Wakil Rais Syuriah PCNU Rembang periode 2024- 2029, bertekad bisa meneruskan jejak pengurus yang lama. Mereka selalu berkomunikasi dan berkolaborasi bahkan memberikan masukan- masukan kepada pemerintah.
“Ini ada Bapak Sekda juga hadir, saya minta terus berkolaborasi dengan PCNU Rembang. Karena ada 18 program yang akan beriringan dengan program pemerintah untuk memajukan Kabupaten Rembang,” ungkapnya.
Bupati yakin, dengan selalu beriringan dan berkolaborasi akan membawa dampak posotif untuk kabupaten Rembang, baik tentang persoalan diniyah, ekonomi maupun budaya. Pasalnya berbagai macam permasalahan tersebut, menjadi PR Bersama.
“Kalau kita mau kerja Bersama, dengan partai politik juga harus bersama- sama. Maka insyallah akan cepat kemajuan yang kita peroleh.”
“Selamat kepada pengurus yang aru, semoga benar- benar sesuai orientasi NU yaitu Limaslahatil ummah, ” imbuhnya.
Sementara itu Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf menekankan pentingnya mengikuti arahan para ulama Nahdlatul Ulama (NU) dan terus berkhidmah dalam struktur organisasi NU, meskipun tanpa jabatan formal.
Gus Yahya mengenang pesan dari KH Ali Maksum kepadanya,yaitu untuk selalu mengikuti Sawad al-A’dzam atau kalangan ulama yang memiliki kualitas keilmuan yang tinggi.
“Ada dua hal yang dipesankan kepada saya. Pertama, beliau mengatakan jangan coba-coba menyelisihi Sawad al- A’dzam min ulama Nahdlatul Ulama. Jika Sawad al-Adzam sudah sepakat, kita harus mengikutinya, terlepas dari apakah kita setuju atau tidak, suka nggak suka, ikut saja. karena Sawad al-A’dzam berbahaya, sudah banyak korbannya,” tegasnya.
Lebih lanjut Gus Yahya, menuturkan pesan kedua KH Ali Maksum, untuk tidak menjauh dari jam’iyyah NU, dalam arti struktur organisasi NU meskipun tidak mendapatkan jabatan apa-apa.
“Kita tetap harus berusaha berkontribusi dan berkhidmah, membantu saudara-saudara kita yang ada di struktur kepengurusan NU. KH Ali Maksum menekankan agar kita tidak melupakan hal ini, supaya tidak kehilangan qiyadah (kepemimpinan), yaitu posisi dan maqam dalam pergerakan NU bersama jamaahnya,” tandasnya. (Mif/Rud/Kominfo)