Bisnis tanaman atau bunga anggrek saat ini nampaknya masih menjanjikan. Bunga ini ternyata banyak memiliki penggemar untuk menjadi salah satu koleksi di rumah.
Pasangan suami istri Yan Arie Wibowo dan Enny Latifah warga Desa Pancur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang yang belum lama ini menggeluti bisnis tanaman anggrek. Mereka menjual mulai bibit sampai anggrek yang sudah berbunga.
Semua dibudidayakan di halaman rumahnya. Di depan rumah dengan luasan 4×5 meter dan di belakang rumah dengan luas 10x 4 meter.
Enny menceritakan awal mula menekuni bisnis anggrek berawal dari kesukaannya terhadap tanaman tersebut. Ketika dirinya memotret anggrek miliknya dan mempostingnya di media sosial, ternyata ada orang yang berminat membeli dan hal itu terus berlanjut sampai akhirnya usahanya bisa berkembang.
Dengan berjalannya waktu, Enny Latifah mengikuti workshop tentang anggrek di Semarang untuk mengetahui lebih dalam tentang tanaman hias itu. Setelah lebih menguasai tentang anggrek, barulah Ia bersama dengan sang suami memberanikan diri untuk budidaya di rumah.
“Kalau harganya ini bervariasi tapi tetap terjangkau. Seperti bibitnya kita jual 20ribuan, nanti semakin besar harganya semakin naik, kemudian yang spike , knop dan mekar istilahnya bloom ini harganya mulai 50 ribuan, ” ungkapnya.
Saat ini penjualannya melalui online atau media sosial. Kemudian setiap hari jum’at , membuka stand di halaman Kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang giat Pasar tani yang sangat mendongkrak penjualan.
Rata-rata setiap bulan , Ayah dua anak ini menyebut 80 an tangkai terjual. Sedangkan di pasar tani , rata- rata 15 tangkai anggrek laku terjual.
“Bersyukur Dintanpan setiap hari jumat, setiap 2 minggu sekali ada pasar tani. Alhamdulillah disana rata- rata terjual 15 tangkai anggrek, ” ungkapnya.
Selain pembeli dalam kota, sering kali ada pembeli dari luar kota. Seperti jakarta, bekasi, karawang, Bandung , Tuban, Surabaya sampai luar pulau Lampung.(Mif/Rud)