Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang, Jawh, melalui program pemerataan penduduk transmigrasi tengah membuka peluang bagi masyarakat yang ingin menjadi transmigran. Sosialisasi terus dilakukan terkait program tersebut, baik melalui media elektronik maupun melalui tatap muka.
Sosialisasi tatap muka dengan mengundang pemerintah desa digelar Rabu (14/12/2022) di aula lantai 4 kantor Bupati Rembang, setelah sebelumnya juga dilakukan pada bulan Mei kemarin. Kali ini Pemdes dari lima kecamatan , yaitu Rembang,Sulang, Bulu, Kaliori, Sumber dan Gunem yang diberikan informasi terkait program transmigrasi yang akan diberangkat pada tahun 2023 mendatang.
Kabag Kesra Setda Rembang , Suyanto mengatakan tidak ada batasan kuota untuk peminat program itu. Saat ini ada satu keluarga terdiri atas 4 orang yang mendaftar untuk ikut transmigrasi tahun 2023.
Satu keluarga tersebut berasal dari Desa Sumberjo Kecamatan Rembang Kota. Mereka ialah Sarwan dan istrinya Siti Aminah, serta dua anaknya Rahmat Fauzi dan Dwi Kiswanto. Lembar persyaratan Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga sudah diterima oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Rembang.
Terkait lokasi tujuan transmigrasi, Kabag Kesra menuturkan belum ada informasi pastinya. Namun informasi yang muncul kemungkinan
tujuannya di provinsi Sulawesi Barat dan Kalimantan Tengah.
Suyanto mengatakan bahwa di lokasi tujuan, transmigran sudah diberikan fasilitas rumah dan lahan terbuka untuk diolah, dan sejumlah fasilitas lain yang disiapkan oleh pemerintah, termasuk kebutuhan pangan.
“Fasilitasi pelatihan, pemberangkatan, uang saku,tempat disana , membantu data kependudukannya, sampai panen pertama difasilitasi. Artinya panen pertama , tinggal di sana sebagai apa? Kalau musiman berarti enam bulan, intinya sampai makan hasil panennya yang pertama, ” ujarnya.
Bagi yang mendaftar akan ada tes terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana tekad dan kesiapannya untuk ikut transmigrasi. Jika lolos maka akan diikutkan pelatihan terlebih dahulu.
“Ada pelatihannya dulu, minimal dasarnya mengolah lahan pertanian. Tanahnya di tempat tujuan seperti apa , cocoknya tanam apa , alatnya juga terkadang berbeda.”
Calon transmigran yang boleh mengikuti program ini usianya maksimal 50 tahun saat pemberangkatan atau masih usia produktif. Mereka harus sudah berumah tangga. (Mif/Rud/Kominfo)