Usai meninjau lahan tembakau di Desa Karangharjo, Kecamatan Sulang, Bupati Rembang Harno mendatangi PT. Sadana yang selama ini menjadi mitra penjualan hasil panen tembakau petani Rembang, Senin (29/9). Di lokasi, ia menyaksikan proses penjualan hingga penyimpanan tembakau dari para petani di gudang perusahaan.
Bupati Harno menyampaikan apresiasinya kepada PT. Sadana yang sudah bermitra dengan petani sejak tahun 2010. Menurutnya, kerja sama tersebut telah berjalan baik dan memberi manfaat bagi kedua belah pihak.
“Kami pemerintah daerah berterima kasih sudah menjadi mitra petani sejak 2010 sampai sekarang berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Terkait hasil panen tahun ini, Harno menyoroti tantangan cuaca kemarau basah yang pasti berdampak pada kualitas tembakau yang dipanen petani. Kendati demikian ia berharap kemitraan tetap terjaga dan harga jual tembakau tetap stabil sehingga petani bisa menikmati keuntungan.
“Kalau cuacanya sesuai, kualitasnya bagus semua. Kalau masyarakat inginnya pasti harga tinggi, tapi saya juga menyadari perusahaan juga mempertimbangkan semuanya. Minimal harganya sama dengan yang sebelumnya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala PT. Sadana Sulang, Wimba, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus bermitra dengan petani. Menurutnya, curah hujan yang cukup tinggi di tahun 2025 turut memengaruhi kualitas budidaya dan hasil panen tembakau.
Menurutnya dinamika alam tetap menjadi bahan evaluasi bersama agar petani semakin memperhatikan teknis budidaya sesuai kondisi cuaca. Pihaknya juga akan menggencarkan pendampingan kepada petani agar hasil panen tetap maksimal di kondisi seperti ini.
“Apapun itu ke depan kita tetap melakukan pendampingan ke petani lebih maksimal lagi agar apapun kondisi cuacanya produk yang dihasilkan petani tetap bisa maksimal. Terkait kemitraan khususnya di Kabupaten Rembang, kami ingin berjalan terus,” ucapnya.
Dukungan kemitraan ini juga datang dari Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Rembang, Wawan Edi Susanto. Ia berharap pemerintah daerah maupun perusahaan selalu memperhatikan nasib petani dalam setiap kebijakan yang diambil.
“Artinya sumbangsih tembakau harus diimbangi dengan perhatian,” katanya.
Menurut Wawan, kemitraan antara petani dan PT. Sadana sudah terjalin cukup lama dengan konsistensi yang patut diapresiasi. Ia optimistis, jika ritme kerja sama yang baik antara petani, perusahaan, dan pemerintah daerah tetap terjaga, maka tembakau akan terus menjadi komoditas andalan di Rembang.
“Dari 2010 sampai sekarang mulai dari 10 hektar sampai sekarang sekitar 8 hektar itu suatu capaian yang bagus dan dipertahankan sampai saat ini. Kalau petani dengan PT. Sadana dan dukungan pemerintah kabupaten tetap menjaga ritme itu, insyaallah tembakau menjadi komoditas andalan baik di sisi anggaran maupun di sisi perputaran ekonomi,” pungkasnya. (re/rd/kominfo)