Pemerintah Kabupaten Pemkab Rembang mendorong pemanfaatan Kalender Bahari Nusantara yang diciptakan oleh Warga Kelurahan Tanjungsari Kecamatan Rembang.
Kalender ini menjadi solusi inovatif bagi para nelayan, dengan menyajikan informasi penting terkait iklim perairan terutama Laut Jawa.
Wakil Bupati Rembang M. Hanies Cholil Barro’ mengatakan bahwa Kalender Bahari Nusantara memiliki komposisi tanggal dan bulan yang sama seperti kalender Masehi.
Keunikan kalender ini terletak pada informasi detail mengenai arah angin, kondisi cuaca dan pasang surut gelombang laut yang sangat bermanfaat bagi nelayan.
“Kalender ini akan sangat bermanfaat untuk masyarakat, terutama bagi kaum nelayan. Mesti dikembangkan dan kami dari Pemkab akan terus mendorong pemanfaatannya,” ujar Wakil Bupati.
Gus Hanies, sapaan akrabnya, juga menegaskan pentingnya peran Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutkan) Rembang dalam mendistribusikan kalender ini kepada nelayan.
“Nanti bisa diskusi dengan kelompok nelayan. Minimal dipasang di setiap tempat pelelangan ikan (TPI),” tambahnya.
Pencipta Kalender Bahari Nusantara, Muhammad Ali Sodikin, mengungkapkan bahwa proses pembuatan kalender ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni 7 tahun. Hasil karyanya baru dipatenkan pada tahun 2021.
“Hak atas kekayaan intelektual (HAKI) nya keluar tahun 2021 lalu. Saya belajar autodidak,” kata Muhammad Ali Sodikin.
Meski sudah dilakukan pengenalan kepada beberapa pihak terkait, termasuk Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Muhammad Ali Sodikin mengakui bahwa masih perlu dilakukan sosialisasi lebih luas agar penerapan Kalender Bahari Nusantara ini mendapatkan nilai lebih.
“Mulai dari mahasiswa yang skripsi mengangkat karya saya ini, kemudian saya presentasi ke pak Thomas Jamaludin dari Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan masuk di forum-forum diskusi ahli falaq,” pungkasnya. (Rud/Ren/Kominfo)