Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Rembang menggelar seminar dan lawatan sejarah dalam rangka pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) sejarah lokal di hotel Pollos, Senin (13/11/2023). Kegiatan itu diikuti oleh mahasiswa, pelajar, guru, Organisasi Perangkat Daerah, komunitas pelestari dan pengelola tempat-tempat bersejarah.
Selama kurang lebih tiga jam, mereka mendapatkan paparan dari dua narasumber yang ahli di bidangnya. Yang pertama Andi Putranto dari Departemen Arkeologi Universitas Gajah Mada menceritakan tentang jalur perdagangan rempah di Lasem seperti perdagangan opium melalui lubang candu di Lawang Ombo desa Soditan Kecamatan Lasem dan kemaritiman jaman dulu.
dan Indra Fibiona dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X yang menceritakan sejarah seputar lasem termasuk tentang batik tulis Lasem dan galangan kapal.
Kabid Kebudayaan Dinbudpar Sulistyowati menuturkan kegiatan itu dilatar belakangi dari pemahaman sejarah yang ternyata tidak cukup hanya dengan membaca secara sekilas. Tetapi harus memahami betul mengenai alur cerita berdasarkan pada sumber- sumber sejarah yang bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
“Hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan dalam sudut pandang realitas suatu peristiwa yang terjadi. Karena peristiwa sejarah dapat diungkap melalui proses yang cukup panjang dan sejarawan tentu sudah berhasil mengumpulkan sumber- sumber sejarah yang lengkap dan kredibel, ” imbuhnya.
Sulistyowati menambahkan diundangnya pelajar, guru dan pelestari sejarah dalam kegiatan ini juga bertujuan agar mereka semakin mengenal potensi sejarah di Rembang. Harapannya mereka bisa meningkatkan kemampuan dalam menggali nilai sejarah lokal melalui metode yang benar. Selanjutnya para pelajar, guru dan pegiat bisa semakin termotivasi untuj melestarikan nilai- nilai sejarah lokal.
“Outputnya dari kegiatan ini tentu membuat SDM sejarah yang berkualitas. Penggalian nilai sejarah dengan metode yang benar dan bangga sebagai orang Rembabg dengan peninggalan sejarahnya, ” pungkasnya.
Dalam kegiatan tersebut dibuka sesi tanya jawab untuk lebih mempertajam pengetahuan para peserta. Para pelajar dari sejumlah sekolah melontarkan sejumlah pertanyaan, seperti kayu yang dipakai untuk membuat kapal- kapal jaman dulu jenis apa dan dari mana dan tindak lanjut dari kegiatan tentang sejarah Rembang untuk muatan lokal di sekolah. (Mif/Rud/Kominfo)