Immawan dalam kesempatan itu mengatakan bahwa kunjungannya ke kota garam dimaksudkan untuk mengetahui resep bagaimana Rembang memajukan sektor Pariwisata dan Investasi.
Sama-sama memiliki panjang pantai lebih dari 70 kilometer, Gunungkidul memiliki potensi wisata yang cukup banyak. Tak hanya pantai, ratusan gua juga banyak disana, termasuk destinasi wisata goa pindul yang tengah ngehits.
Namun demikian, ada yang menjadi PR bahwa lama tinggal wisatawan yang berkunjung sangat singkat. Bahkan terbilang hanya mampir.
“Tidak adanya hotel, kemungkinan menjadi faktor, kenapa lama tinggal wisatawan di Gunungkidul masih rendah. Rata-rata mereka menginapnya di Yogyakarta atau di Sleman,kami baru ada home stay- home stay yang mungkin belum memenuhi standart keinginan wisatawan, ” ujarnya.
Wabup Gunungkidul menambahkan kemungkinan hal tersebut juga disebabkan tidak adanya hotel di Gunungkidul. Hanya sejumlah penginapan saja, belum ada investor.
Selain belum adanya investor hotel disana, yang tentunya tidak mampu memberikan perputarann uang yang maksimal di sektor pariwisata , diakuinya minat Investor untuk mengembangkan usaha di kabupaten yang memiliki 18 Kecamatan itu cukup rendah, tidak seperti di Rembang yang terus berdatangan.
“Di daerah kami itu belum ada investasi yang nilainya triliunan, semua masih di nominal M (milyar). Terkadang investasi ini juga terkendala dengan perda tata ruang, mungkin ada kiat- kiat dari Rembang,” imbuhnya.
Sementara itu Wakil Bupati Rembang H. Bayu Andriyanto menjelaskan
untuk investasi perhotelan, Rembang diuntungkan oleh keberadaan Rembang yang menjadi titik lelah antara Surabaya – Semarang. Selain itu Pemkab Rembang terinspirasi oleh Pemkab Banyuwangi yang sebelumnya juga hanya menjadi titik mampir bagi wisatawan, namun setelah Pemkabnya membuat paket- paket wisata yang menarik akhirnya berubah.
“Kami juga tengah mengarah kesana, agar orang ke Rembang tidak hanya one day trip tetapi long stay. Harapannya uangnya bisa muter dan menghidupkan ekonomi masyarakat, ” ungkapnya.
Sekarang selain Fave Hotel, Hotel Gajah Mada juga sebentar lagi ada hotel baru di sebelah timur pertigaan lampu merah RSUD dr. Soetrasno. Selain perhotelan, Pemkab juga mendorong berdirinya home stay- home stay.
“Tumbuhnya investasi dan pariwisata sangat sinkron. Monggo saja Pak dorong investor supaya berani berinvestasi, ” tuturnya.
Sedangkan tentang Perda RTRW Pemkab Rembang sejak 2016 telah melakukan peninjauan kembali terhadap Perda Nomor 14 tahun 2011.K arena berdasarkan amanah Undang-undang Perda RTRW lima tahun sekali bisa ditinjau kembali, yang intinya apakah Perda tersebut masih sesuai dengan dinamika pembangunan yang ada, dan akhirnya dirubah dengan mengakomodasi arahan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Di Rembang sendiri telah masuk investasi besar diantaranya Semen Gresik dengan nilai Investasi Rp. 4 triliunn lebih, Pabrik Sepatu PT. Seng Dam Jaya Abadi rencana investasi : US$ 11.920.000 , kawasan industri juga telah disiapkan Pemkab. Sedangkan jumlah kunjungan wisata tahun 2018 mencapai 1,8 juta lebih, dengan wisatawan mancanegara berjumlah 556 orang.