Lasem semakin menarik bagi banyak orang setelah ditata. Meskipun belum selesai 100 persen, alun- alun dan sebagian jalan Desa Karangturi selalu dibanjiri warga baik di hari-hari biasa maupun di akhir pekan.
Membanjirnya warga di kawasan Kota Pusaka Lasem seringkali meninggalkan permasalahan sampah. Hal itu dikarenakan belum semua orang yang datang menikmati suasana Kota Pusaka Lasem memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya.
Pemerintah Desa dan kalangan pemuda pun sering melakukan patroli malam untuk mengingatkan pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan.
Menyikapi hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rembang melakukan kerjasama dengan desa sekitar kawasan Kota Pusaka Lasem seperti Desa Karangturi.
Kepala UPT Pengelolaan Sampah DLH Kabupaten Rembang Wahyudi Istiyanto memgungkapkan pihaknya sudah menerjunkan personel untuk membantu kebersihan di kawasan kota pusaka Lasem.
“Kita sudah menjadwalkan petugas kebersihan untuk menyapu di area alun- alun Lasem sampai ke tempat wisatanya.
Mereka rutin menyapu setiap pagi, ” ujarnya.
Sedangkan partisipasi dari Desa Karangturi, berupa pengerahan warga desa untuk kerja bakti satu minggu dua kali. Menurut informasi mereka akan kerja bakti setiap hari Jum’at dan Minggu.
“Sementara ini kita baru menggandeng pemerintah Desa Karangturi. Untuk Desa sumbergirang ini kaitannya dengan kebersihan alun- alun kerjasamanya dengan bidang pertamanan, sedangkan pasar dengan Dindagkop UKM (Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM-red),” imbuhnya.
Tak hanya tentang pengerahan petugas kebersihan, pria yang akrab disapa Yudi itu menuturkan pihaknya juga akan menempatkan belasan bak pemilah sampah di kawasan Kota Pusaka Lasem.
“Kamis siang ini kita kirim 9 bak pemilah sampah ke Lasem, besok kita pasang di beberapa lokasi. Yang sudah terpasang saat ini satu unit, kita tempatkan di pertigaan jalan di dalam Desa Karangturi yang strategis dan paling banyak dijadikan tempat berkumpul orang di waktu sore dan malam.”
Ia mengungkapkan bak pemilah sampah yang akan ditempatkan di kawasan kota pusaka sekitar 25 unit.
“Soalnya sering dijumpai sampah tertinggal di sekitar kursi yang ditempatkan di kawasan kota pusaka Lasem. Sampah yang biasanya kita jumpai tusuk telur gulung, tusuk pentol, plastik dan botol minumab berceceran. Jadi bagus banget kalau ada petugas khusus dan bak sampah, ” tandasnya. (Mif/Rud/Kominfo)