Dalam rangka percepatan penurunan stunting, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Rembang menggelar monitoring dan evaluasi pemberdayaan kelompok masyarakat kampung KB di Desa Tunggulsari Kecamatan Kaliori, Kamis (22/9/2022).
Pemberdayaan kelompok masyarakat ini sekaligus sebagai ajang sosialisasi dan implementasi program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT). Program DASHAT untuk pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga beresiko stunting.
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sri Winarti, MADS, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah drg. Widwiono, M.Kes mengungkapkan DASHAT diupayakan mampu mengubah pola perilaku masyarakat dalam penyiapan gizi seimbang yang dimulai keluarga. Kesadaran masyarakat dalam pemenuhan gizi keluarga sangat membantu penurunan stunting.
” DASHAT ini pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang, jadi seluruh keluarga yang mempunyai resiko stunting seperti ibu hamil, ibu menyusui, baduta (balita di bawah dua tahun), balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu melalui pemanfaatan sumber daya lokal termasuk bahan pangan lokal yang dapat dipadukan dengan sumber daya dari mitra lainnya, ” terangnya.
Wabup Hanies mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan di desa yang berada di ujung barat Rembang itu. Dia yakin akan memberikan hasil optimal dalam upaya pencegahan kasus stunting.
Hal ini sebagai wujud tanggung jawab bersama dalam penyiapan sumber daya manusia berkualitas menyambut bonus demografi. Jangan sampai para generasi penerus nanti terkena stunting yang mana mengalami gangguan tumbuh kembang pada tubuh dan otak karena kurung gizi.
“Stunting ini urusan kita bersama, inilah kenapa setiap ada acara penurunan angka stunting kawan- kawan forum koordinasi pimpinan kecamatan ( forkopimcam ), tni polri selalu kita libatkan. Mohon sekali kelembagaan di desa , babinsa, babinkamtibmas bisa menguatkan.”
Ditambahkan Pemkab Rembang diberikan target tahun 2024 kasus stunting bisa diangka 14 persen, namun baru 2022 saja sudah 13.9 persen. Namun Wabup menegaskan capaian positif itu tidak menjadi alasan untuk berhenti bekerja dalam percepatan penanganan stunting.
“Kami punya target sendiri bahwa di 2024 angka stunting bisa 1 digit. Kalau melihat kebersamaan kita selama ini , kalau kompak terus saya kira ibarat dengan memejamkan mata saja berhasil, ” pungkasnya.
Dalam kegiatan itu perwakilan BKB atau Bina Keluarga Balita dari Desa Sambiyan, Babadan dan Maguan menerima Bkb kit dan kit siap nikah anti stunting. Selanjutnya ada sesi sosialisasi Dashat, menu makanan yang bisa disajikan dengan gizi yang seimbang. (Mif/Rud/Kominfo)