Pemerintah Kabupaten Rembang memberikan tali asih kepada veteran dan istri veteran yang telah meninggal dunia. Tali Asih diberikan secara langsung oleh Bupati Rembang, H. Abdul Hafidz didampingi Wakil Bupati Bayu Andriyanto, dan jajaran Forkopimda di pendopo museum RA Kartini Rembang, Selasa (15/8/2017).
Dalam kesempatan itu Bupati di hadapan veteran, janda veteran, pelajar, mahasiswa dan tamu undangan lainnya mengucapkan terima kasih atas perjuangan dan keteladanannya. Sehingga sampai saat ini rakyat Indonesia saat ini dapat menikmati kebebasan hidup dalam kemerdekaan.
Sedangkan kepada para generasi muda, Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap para pejuang di masa lalu, Bupati meminta mereka bisa meneruskan panji perjuangan Bangsa Indonesia dan bakti perjuangan dalam membangun Kabupaten Rembang. kegiatan ini, bisa menjadi landasan serta pijakan dalam meneladani semangat patriotisme, semangat persatuan dan kesatuan, sebagai modal pembangkit serta semangat membangun daerah Kabupaten Rembang.
“Patut dicatat bahwa untuk mencapai kemerdekaan bukanlah proses yang mudah untuk diraih, sebaliknya mempertahankan dan mengisi kemerdekaan juga menentukan upaya dan daya yang tidak kalah sulitnya agar mampu bangkit kembali dari berbagai keterpurukan baik akses dibidang politik, keamanan, maupun ekonomi dan sosial budaya, bahkan krisis moral,” tuturnya.
Saat ini bangsa Indonesia bukan hanya menghadapi tantangan di bidang politik, keamanan dan ekonomi, namun juga tantangan dalam mengelola kemajemukan. Kemajemukan bisa menjadi kekuatan yang maha dahsyat jika kita mampu menjaga dengan baik.
“Banyak contoh yang bisa dilihat, bagaimana bangsa yang harus menghadapi takdir sejarah terpecah-belah, tercerai-berai karena tidak mampu menjaga kemajemukan. Tentu Kita semua tidak menghendaki hal ini terjadi di bumi pertiwi Indonesia. Tugas kita semua untuk membangun dan memastikan Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) tetap berdiri kokoh.”
Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga memiliki kualitas sikap mental dan perilaku cinta tanah air dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
Sementara itu KH. Maemoen Zubaer dalam salah satu arahannya meminta bangsa Indonesia tidak melupakan para pejuangnya. Khususnya dengan semangat perjuangan tahun 1945, karena perjuangan di tahun- tahun sebelumnya perjuangan masih bersifat sendiri- sendiri.
“ Anak- anak muda yang sekarang jangan sampai menjadi anak muda yang tidak karu- karuan. Kelihatan sekarang ini, kalau ada yang tidak dianggap baik kok terdiri dari anak- anak muda, ini saya nasehatkan kembalilah – kembali, sebagai pejuang 45 yang pertama,” tandasnya.