Pemerintah Kabupaten Rembang memberikan pengarahan 330 lebih Bidan dalam upaya mengurangi jumlah kematian ibu dan anak diwilayah setempat. Pelatihan dan pembekalan dilakukan aula lantai 4 kantor Bupati setempat, Rabu (26/12/2018).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang Ali Syafi’i mengatakan, berdasarkan data menunjukkan jika angka kematian ibu dan anak di Rembang terus menurun. Oleh karena itu, Pemkab melalui OPD terkait terus melakukan peningkatan kapasitas bidan, sebagai ujung tombak di lapangan.
Pada tahun 2017 Kabupaten Rembang menduduki peringkat 17 dari 35 Kabupaten / kota Semarang Jawa Tengah. Namun pada 2018 tren menurun diperingkat 21.
Menurutnya peningkatan tersebut akan terus ditingkatkan, hingga di Rembang tidak ada ibu dan anak meninggal saat, atau paska melahirkan.
“Angka kematian ibu secara bertahap ini turun. Tahun 2017 kita berada di peringkat 17. Dan 2018 ini turun lagi di peringkat 21,” kata Aku Shofi’i.
Pada data 2017 terjadi 14 kasus kematian ibu, sedangkan per November 2018 terjadi 9 kasus. Rata-rata penyebabnya adalah pendarahan 22 persen, infeksi 11 persen, eklamsi atau kejang 45 persen. Sedangkan 22 persen penyebabnya lainnya, seperti penyakit jantung.
Sementara jumlah kematian bayi per Desember 2018 ada 139 kasus. Kamatian bayi sebagian besar disebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yakni 33%, lainnya karena diare 1% , pnemonia atau terkena paparan asap rokok 4 % , infeksi 5%, asfiksia atau kegagalan bernafas, ikterus atau perubahan warna pada bayi atau menjadi kuning 1% dan penyebab lainnya.
Sejumlah langkah strategis akan dilaksanakan Dinas Kesehatan ke depannya, hingga di bagian hulu. Seperti pelayanan kesehatan remaja (0-18 th), pelayanan kesehatan calon pengantin, pelayanan kesehatan pasangan usia subur dan pembentukan posyandu remaja di 294 desa/ kelurahan.
Sementara itu Bupati Rembang H.Abdul Hafidz mengungkapkan memang sengaja ingin bertemu dengan seluruh bidan sebagai salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan khususnya dalam hal yang berkaitan dengan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Ia ingin di tahun 2019 AKB, AKI, kasus stunting dan kurang gizi di Rembang semakin ditekan lagi.
Bupati juga mengingatkan kepada ratusan Bidan terutama Bidan PTT yang telah diangkat sebagai PNS agar menunjukkan kualitas kerjanya. Pasalnya pengangkatan PNS tersebut melalui MoU dengan Kementrian Kesehatan dan KPK yang akan terus diawasi dan evaluasi kinerjanya.
“Pengangkatan Bidan PTT menjadi PNS ini selain menggembirakan juga menjadi tanggungan karena harus menunjukkan kinerja yang lebih baik dibanding saat berstatus PTT.
Selain fokus terhadap AKI dan AKB, para bidan juga diberikan tambahan pengetahuan, cara menangani gizi buruk, dan stunting.