Pemerintah Kabupaten Rembang

Pemkab Rembang Launching TELPONI STUNTING

Setelah sukses menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) melalui program TELPONI ( Temokno Laporno dan Openi), kini Dinas Kesehatan Rembang mentarget penyakit stunting atau gagal tumbuh kembang pada anak.

TELPONI STUNTING dilaunching Kamis (15/12/2022)  di pantai Pasir Putih Wates Desa Tasilharjo Kecamatan Kaliori. Rilisnya program itu ditandai dengan pelepasan balon oleh Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’ bersama Ketua TP PKK Kabupaten Hasiroh Hafidz, Wakil Ketua PKK Kabupaten yang juga istri Wabup, Siti Halimatussya’diyah  dan jajaran Dinas Kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang dr.Ali Syofii mengatakan melalui inovasi TELPONI AKB dan AKI ternyata dapat ditekan. AKI contohnya, pada tahun 2020 ada 15 Ibu yang meninggal saat atau setelah melahirkan bayi, tahun 2021 turun jadi 14 kasus dan 2022 ini hingga 15 Desember hanya ada 6 kasus kematian ibu.

Sedangkan hasil untuk  AKB , dengan TELPONI penurunannya juga cukup signifikan. Tahun 2020 ada 138 kasus kematian bayi, kemudian turun menjadi 97 kasus di 2021 dan sampai 15 Desember 2022 baru ada 80 kasus.

Karena inovasi program yang pro aktif dalam menyelesaikan permasalahan AKB dan AKI itulah akhirnya TELPONI kini juga dibuat menyasar kasus stunting.

“Ini program proaktif untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan. Petugas kesehatan terhubung satu link dengan kader kesehatan di ujung tombak terdepan melakukan identifikasi permasalahan kesehatan, mengidentifikasi, melaporkan  dan mengintervensi yang semuany tertata dalam suatu sistem, ” terangnya tentang inovasi TELPONI.

dr.Ali berharap sengan TELPONI angka stunting di Kabupaten Rembang bisa semakin turun yakni di bawah 10 persen. Dimana saat ini menurut data dari elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM)  stunting di Rembang  11,8 persen dari total 36.500 balita.

Wakil Bupati Hanies memiliki harapan besar terhadap TELPONI STUNTING, apalagi melihat hasilnya pada AKI dan AKB. Pekerjaan Rumah (PR) untuk menangani sekitar 4.400 bayi yang menderita stunting dan mencegah adanya kasus stunting baru diharapkan bisa tertangani.

Dalam kesempatan itu Wabup yang juga dipercaya sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Rembang menyampaikan terimakasih kepada KPM, TPK dan kader TELPONI yang menjadi garda terdepan dalam perang melawan stunting.

“Tepuk tangan untuk kita semua, tapi kita perlu bekerja lebih keras lagi. Karena 11,8 persen ini meskipun sudah memenuhi target nasional tapi kita punya target internal yakni mencapai satu digit di 2024 nanti dan tidak ada lagi kasus stunting baru, saya optimis melihat semangat dari kawan kawan kader ini, ” ungkapnya.

Gus Hanies meminta kepada para Kader bisa memberikan kesadaran dan partisipasi masyarakat akan pentingnya melakukan pemantauan lingkungan. Menjalin koordinasi dengan baik dengan berbagai elemen di desa.

Dalam launching TELPONI STUNTING hadir 862 kader dari perwakilan seluruh Puskesmas, mereka meliputi Kader KPM (Kader Pendamping Pembangunan) tim Pendamping Keluarga (TPK), kader TELPONI. Usai launching TELPONI STUNTING ratusan kader mengikuti outbond untuk peningkatan kapasitas. (Mif/Rud/Kominfo)

Exit mobile version