Pemerintah Kabupaten Rembang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus memperkuat ketangguhan masyarakat menghadapi potensi bencana. Salah satu fokusnya adalah percepatan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) melalui skema Penilaian Ketangguhan Desa (PKD), dengan target mencapai 100 desa pada tahun 2026 sebagaimana amanat RPJMD 2021–2026.
Kepala BPBD Kabupaten Rembang, Sri Jarwati, menjelaskan bahwa hingga tahun 2025 telah terbentuk 32 desa tangguh bencana yang tersebar di seluruh kecamatan. Jumlah tersebut bakal ditingkatkan agar selaras dengan komitmen Pemkab Rembang dalam memperluas ketangguhan desa-desa rawan bencana.
“Destana di Kabupaten Rembang sampai tahun ini baru terbentuk 32 desa. Target kami pada 2026 adalah 100 desa tangguh bencana melalui PKD, sesuai RPJMD 2021–2026,” terangnya, Senin (24/11).
Sri Jarwati memaparkan bahwa PKD merupakan proses penilaian komprehensif untuk mengukur kapasitas suatu desa dalam menghadapi bencana. Penilaian dilakukan berdasarkan lima komponen utama, meliputi kualitas dan akses layanan dasar, regulasi kebencanaan, pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan darurat, serta kesiapsiagaan pemulihan. Melalui proses tersebut, desa dapat dikategorikan sebagai Destana pratama, madya, maupun utama.
Selain pembentukan Destana, BPBD Kabupaten Rembang juga intens melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait penanggulangan bencana, baik secara langsung maupun melalui berbagai media edukatif. Upaya ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat mulai dari tahap pra bencana, saat terjadi bencana, hingga pasca kejadian.
“Sosialisasi sering kami lakukan agar masyarakat memahami langkah-langkah penanggulangan bencana dari pra hingga pasca,” tambahnya.
Lebih lanjut, Sri Jarwati menyampaikan bahwa setelah target 2026 tercapai, BPBD telah menyiapkan sasaran lanjutan pada tahun 2027 sebagai bagian dari upaya berkelanjutan meningkatkan ketangguhan daerah.
“Mudah-mudahan target itu dapat tercapai sesuai rencana dan dukungan semua pihak,” pungkasnya. (re/rd/kominfo)
