Setelah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), saat ini ratusan hewan ternak sapi di Kabupaten Rembang terjangkit wabah penyakit lain, yakni Lumpy Skin Disease (LSD). LSD merupakan penyakit kulit yang disebabkan virus dengan ditandai kulit sapi bentol-bentol. Dari data Dintanpan, sudah ada 553 kasus ekor sapi di Kabupaten Rembang terjangkit penyakit LSD. Dari 553 kasus tersebut, 1 ekor sapi dinyatakan mati dan 1 ekor sembuh. Sehingga menyisakan 551 kasus LSD.
Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Rembang, Lulu’ Rofiana, menyebutkan serangan LSD telah menyebar di sembilan kecamatan, meliputi Kecamatan Bulu, Kaliori, Kragan, Rembang, Sarang, Sedan, Sulang, Sumber dan Kecamatan Lasem. Sapi yang terjangkit LSD di daerah Rembang bagian timur termasuk cukup banyak. “Untuk sementara, kasus tertinggi berada di Kecamatan Sedan, terdapat 160 kasus, di Kecamatan Sumber 102 kasus, dan di Kecamatan Kaliori 95 kasus. “Gejalanya sapi mengalami demam, kemudian muncul kayak cacar, jadi kulit sapi bentol-bentol. Gejala memang banyak macamnya. Kalau bicara Jawa Tengah, kasus ini sudah merata, “ tuturnya.
Cara penularan LSD, umumnya disebabkan dari kotoran ternak sapi, kontak langsung di dalam kandang, vektor nyamuk, maupun kontaminasi langsung peralatan jarum suntik. Untuk pencegahannya, beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah melakukan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) LSD. “Beberapa upaya yang kita lakukan seperti melakukan sosialisasi KIE melalui medsos dan grup whatsapp yang ada. Kemudian kita juga menggandeng PPL untuk melakukan KIE kepada kelompok tani atau desa, “ katanya.
Ia juga menghimbau kepada warga agar segera lapor ke petugas jika dicurigai ternaknya mempunyai gejala LSD, agar segera mendapat penanganan. Disebutkannya, terkait vaksinasi LSD, Dintanpan Rembang telah mendapat sebanyak 400 dosis dari pemerintah pusat. Hingga saat ini sudah kurang lebih ada 300an dosis yang sudah disuntikan. “Penanggulangan yang bisa kita lakukan yang pertama adalah vaksinasi yang paling penting. Kemudian jika terjadi LSD kita harus karantina sapi tersebut untuk mencegah penyebaran ke ternak yang lain,” pungkasnya. (Mif/Rud/Kominfo)