Pemerintah Kabupaten Rembang

Pengurus KSB Dadapan Dikukuhkan, Ratusan Warga Simulasikan Penanganan Bencana

Apel dan Uji simulasi kampung siaga bencana dalam rangka kesiapsiagaan dan mitigasi bencana  digelar di lapangan Desa Dadapan Kecamatan Sedan, Selasa (18/10/2022). Dalam momen itu sekaligus pengukuhan pengurus  Kampung Siaga Bencana (KSB) Dadap Jaya oleh Bupati Rembang H.Abdul Hafidz dan disaksikan oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah ( Forkopimda), Sri Wulan Anggota DPR RI Komisi VIII, jajaran Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan berbagai relawan seperti Tagana.

Kegiatan yang digagas Kementrian Sosial itu sudah berlangsung sejak Minggu (16/10/2022).
Puluhan pengurus KSB dan warga setempat dibekali materi teori dan praktek tentang kesiap siagaan bencana, seperti Standart Operasional Prosedur (SOP)  penanggulangan bencana, pembuatan potret potensi dan ancaman bencana di Dadapan, peta kawasan, jalur evakuasi penduduk.

Mereka juga mempraktekkan langkah- langkah penanganan atau simulasi ketika ada bencana di lapangan Desa Dadapan. Mulai respon warga ketika ada bencana yang harus cepat melapor ke Posko KSB, kemudian ditindak lanjuti dengan evakuasi warga, penanganan korban luka, sampai dengan pendirian dapur umum.

Ancaman bencana yang bisa saja mengancam di Desa yang berada  terkenal dengan destinasi wisata Pagar Pelangi ini diantaranya banjir, longsor, angin puting beliung, gempa, kebakaran, kekeringan.

Bupati Rembang Abdul Hafidz memberikan apresiasi tinggi kepada warga dan KSB Dadap Jaya yang telah menyerap materi dan mempraktekkan ilmu kesiap siagaan bencana. Harapannya warga Dadapan bisa meminimalisir resiko bencana , karena telah mengetahui apa yang harus dilakukan dengan cepat.

Bupati menjelaskan KSB merupakan suatu model penanggulangan bencana berbasis masyarakat . KSB di bentuk di daerah rawan bencana dengan cara melibatkan seluruh elemen yang ada di masyarakat.

“Penanggulangan bencana berbasis masyarakat merupakan upaya terorganisir atas kegiatan masyarakat dalam penanggulangan bencana yang di mulai dari sebelum, pada saat dan sesudah bencana dengan cara mengutamakan pemanfaatan sumber daya lokal baik berbentuk sumber daya manusia yang terlatih (Skilled), alam dan sarana prasarana yang ada di masyarakat tersebut dengan tujuan mengurangi resiko/dampak yang mungkin timbul akibat peristiwa bencana, ” terangnya.

Sementara itu Sri Wulan DPR RI Komisi VIII menuturkan setelah pelatihan beberapa hari ini, maka teman – teman KSB dituntut untuk mandiri dalam kesiap- siagaan bencana. Terlebih bencana  tidak bisa diprediksi kapan datangnya.

Sri Wulan juga memberikan motivasi kepada 60 pengurus KSB Dadap Jaya. Mereka diharapkan siap 24 jam.

“Boleh saya ingin tau divisi shelter angkat tangan, divisi mitigasi, divisi logistik, divisi evakuasi, divisi tim reaksi cepat, dan divisi dapur umum, saya harap divisi- divisi yang sudah dibentuk ini tidak kenal waktu 24 jam memberikan informasi dan reakti cepat tentang bencana, ” imbuhnya.

Ia berharap KSB dibentuk di desa- desa lainnya terutama yang rawan bencana. Kemensos pun diminta memberikan pelatihan lebih banyak lagi.

Dalam kesempatan itu, Dadapan juga mendapat bantuan dari Kemensos berupa makanan siap saji, selimut dan perlengkapan lainnya. Nantinya jika sewaktu- waktu terjadi bencana, bisa bermanfaat. (Mif/Rud/Kominfo)

Exit mobile version