Pemerintah Kabupaten Rembang

Peran Pendamping BKB Didorong Ikut Tekan Angka Stunting

Untuk mempersiapkan Kader Bina Keluarga Balita (Kader BKB) dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting dan kematian ibu hamil, Pemkab Rembang melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Rembang menggelar kegiatan Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di Aula PKK, Kamis (24/10). Sebanyak 42 peserta yang terdiri dari 14 Petugas Lapangan KB (PLKB) kampung KB, 14 pengurus pokja 2 dan 4 tim penggerak PKK Desa di kampung KB hadir mengikuti pelatihan pagi hari itu.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Rembang Hajah Hasiroh Hafidz dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan tersebut mengatakan, penanggulangan dan pencegahan stunting merupakan prioritas utama yang saat ini menjadi perhatian, bahkan Pemerintah daerah melalui program-programnya terus menggenjot untuk menekan angka stunting di Kabupaten Rembang. Kondisi stunting disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan asupan nutrisi selama 9 bulan saat anak di dalam kandung ibu atau selama masa pertumbuhan kritis, yaitu 1.000 hari pertama dalam hidup anak.

Oleh sebab itu pihaknya menekankan, setiap desa harus tersedia layanan BKB yang sudah terintegrasi dengan layanan Posyandu dan PAUD atau biasa dikenal dengan sebutan BKB Holistik Integratif (BKB HI) pada tahun 2020 mendatang. Layanan tersebut sudah menawarkan aspek kesehatan, gizi, pengasuhan dan perlindungan.

Adanya tenaga pendamping kelompok bina keluarga sangat berperan penting dalam pencegahan stanting dan kematian ibu saat hamil. Pendampingan  ibu  hamil  oleh kader merupakan  wujud  dari  peran serta  aktif masyarakat  dimana kader  sebagai  pendamping  melakukan interaksi yang berkelanjutan kepada ibu hamil.

“Pada waktu kehamilan harus sudah dipersiapkan untuk prahamilnya dulu. Jadi sebelum hamil ibu juga sudah dikondisikan untuk tes kondisi tubuh, jangan sampai ibu-ibu yang hamil ini menderita anemia belum diketahui. Jadi harus diperiksa dulu sehingga ibu hamil benar-benar siap untuk melahirkan. Pendamping juga harus mengingatkan ibu hamil untuk memeriksakan diri, sehingga pada saat kehamilannya ada hal yang bisa mengganggu kehamilannya bisa cepat teratasi,” kata Hasiroh Hafidz .

Sementara itu, Kepala Dinsos PPKB melalui Kabid PPPAKS (Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Sejahtera) Budi Setiasih dalam laporannya mengatakan, tujuan diadakannya pelatihan tersebut guna

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta wawasan bagi kader pembina keluarga dalam membina kelompok BKB dan pengelolaan PAUD. Selain itu juga untuk mengetahui kemajuan  dan perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tenaga pendamping kelompok pembina di Kecamatan serta mengetahui hambatan dan kendala yang dihadapi. Angka kasus stunting di Indoensia sebanyak 30 persen, sedangkan di Kabupaten Rembang 26 persen.

Exit mobile version