Peringatan Haul RA Kartini digelar di alun- alun Rembang, Sabtu malam (17/9/2022). Peringatan meninggalnya pahlawan emansipasi wanita yang ke 118 tahun itu mendatangkan Al Muharom KH. Anwar Zahid, Kyai Asal Bojonegoro yang terkenal kocak dalam menyampaikan tausyahnya.
Dalam kesempatan itu Bupati Rembang Abdul Hafidz, Wakil Bupati Mochamad Hanies Cholil Barro’ dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Wiwin Winarto selaku Aspirator hadir secara langsung.
“Salah satu perjuangan Kartini diantaranya gandrung ngaji (senang ngaji- red) , tafsir Al-Qur’an dengan Kyai Soleh Darat Semarang. Yang terkenang sampai sekarang, RA Kartini meminta kepada Kyai Soleh Darat untuk menterjemahkan Al-Qur’an 30 juz, namun Allah menghendaki baru 14 juz, Kyai Soleh Darat sampun dipun sowan Allah Swt (wafat-red),” ujarnya.
Dikatakan Bupati, kata- kata mutiara RA Kartini juga bersumber dari Al-Qur’an. Seperti kata mutiara “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
“Seperti kata mutiara habis gelap terbitlah terang , kalau di Al-Qur’an Minazh-Zhulumaati ilan-Nuur. Jadi kata- kata mutiara RA Kartini ini luar biasa, karena dari Al-Qur’an.”
Sementara itu KH. Anwar Zahid membenarkan apa yang disampaikan Abdul Hafidz tentang RA Kartini adalah seorang santri tulen. Bahkan istri Bupati Rembang Raden Adipati Djojoadiningrat telah 4 kali khatam Al-Qur’an.
“RA Kartini itu hafal imriti , khatam ngaji tafsir surotul fatihah. Itu pula yang mengilhami surat- surat beliau dan kemudian dibukukan menjadi habis gelap terbitlah terang.”
Anwar Zahid pun menuturkan peringatan Hari Kartini lebih baiknya diisi dengan khataman Al-Qur’an dan lomba baca kitab. Iapun tidak setuju jika Hari Kartini hanya tentang kebaya dan sanggul.
Terkait penggalaran lirik dalam lagu ” Ibu Kita Kartini” yaitu RA Kartini putri sejati dan pendekar bangsa menurutnya sangat tepat.
“Karena sosok Kartini merupakan wanita yang merasa sebagai wanita, wanita yang mengerti sebagai wanita, wanita yang mengerti tentang wanita dan wanita yang mewanitakan wanita. Karena akhir- akhir ini banyak wanita yang ke laki-lakian dan banyak lelaki yang kewanita- wanitaan,” ungkapnya.
Sedangkan tentang RA Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Emansipasi Wanita Nasional, KH.Anwar Zahid juga menyebut sudah selaras dengan ajaran Islam. Nabi Muhammad Saw mengentaskan kaum wanita.
“Kita semua tahu di zaman jahiliyah wanita nggak ada harganya, wanita bisa dijadikan hadiah dan taruhan dalam perjudian, bahkan saya baca dalam kitab Adabul Islam fi nidhomil usroh, karya Sayyid Muhammad Bin Alwi Al Maliki bahwa wanita itu harganya lebih murah dari segenggam pasir, ” terangnya. (Mif/Rud/Kominfo)